Gereja Klasis GPM PP Letti Moa Lakor Gandeng Balai Latihan Kerja Ambon

:


Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU, Kamis, 26 Juli 2018 | 17:07 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Ambon, InfoPublik - Meresponi masalah kemiskinan dan ketahanan umat, Klasis GPM Pp. Letti Moa Lakor sudah 2  tahun bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja Ambon menyelenggarakan pelatihan tenaga kerja. 

Tahun 2017 dilakukan pelatihan bagi 64 warga gereja meliputi Pelatihan Las dan Listrik di Jemaat GPM Kaiwatu, Pelatihan Elektronik di Jemaat GPM Werwawan Lakor dan Pelatihan Otomotif / perbengkelan di jemaat GPM Wakarleli.

Tiap kelompok atau kelas pelatihan terdiri dari 16 orang peserta. Sedangkan pada tahun 2018 Klasis GPM Pp. Letti Moa Lakor mendapat paket pelatihan dari BLK berupa Prosesing dan Kerja Plat. Paket pelatihan tahun 2018, melibatkan 32 peserta.

Sejak 26 Juli – 31 Agustus 2018 pelatihan akan berlangsung di Jemaat GPM Tiakur (untuk Prosesing) dan Jemaat GPM Patti (untuk Kerja Plat). Selain itu, jemaat GPM Kaiwatu mendapat satu paket pelatihan  Menjahit dan di Desa Klis mendapat satu paket pelatihan Otomotif / perbengkelan.

Pembukaan pelatihan dilangsungkan di gedung gereja Jemaat GPM Tiakur, Kamis (25/7) . Hadir mewakili pihak Balai Latihan Kerja Ambon untuk memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan pelatihan secara resmi, Ibu Cornelia M. Latuhihin/A, SH selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha BLK Ambon. 

Pada sambutan, Ibu Nel, menjelaskan bahwa program pelatihan ini merupakan paket pelatihan kompetensi non institusional atau pelatihan berbasis kompetensi yang berlangsung di lapangan atau di daerah-daerah, sama seperti yang dilakukan di wilayah Klasis Letti Moa Lakor.

Pelatihan non institusional ini peserta pelatihan tidak datang ke BLK untuk dilatih, tetapi pihak BLK  dalam hal ini para pelatih atau instrukturnya turun langsung ke lapangan, dan biasanya pelatihan berlangsung selama 1 bulan. BLK yang merupakan unit pelaksana teknis kementrian tenaga kerja ini memiliki dua fungsi utama yakni melakukan pelatihan dan pemberdayaan. 

Jadi diharapkan saudara-saudara yang mengikuti pelatihan seperti ini bisa berdaya dan berkompeten pada bidangnya keahliannya. Dan diharapkan pula mereka yang mengikuti pelatihan bisa masuk dalam dunia kerja, lebih daripada itu bisa membuka unit usaha mandiri untuk menambah penghasilan keluarga.

Sementara itu, pada arahan Ketua Klasis GPM Pp. Letti Moa Lakor, ditegaskan bahwa program pelatihan tenaga kerja ini sesuai dengan isu strategis dan arah kebijakan renstra Klasis 2016-2020. 

Dimana, pada isu strategis diuraikan bahwa kemiskinan adalah masalah sosial klasik namun masih menjadi masalah fenomenal di negeri ini. Hampir seluruh jemaat-jemaat di Klasis Letti Moa Lakor menjadikan kemiskinan sebagai isu problematic yang perlu ditangani. 

Jika kita menggunakan ukuran Bank Dunia $2 per kapita per hari maka diperkirakan jumlah penduduk miskin di Leti Moa Lakor sangat tinggi, baik yang tersebar di pedesaan maupun di pusat-pusat kecamatan/perkotaan.

Misalnya saja di beberapa jemaat menunjukkan data rendahnya tingkat pendapatan umat. Berdasarkan data renstra jemaat-jemaat tahun 2016-2020, Jemaat GPM Tomra 59,54%, Jemaat GPM Luhuleli 80%, dan Jemaat GPM Werwaru 77 % dan jemaat lainnya, memiliki pendapatan yang rendah. 

Apabila masalah kemiskinan tidak tertangani dengan serius dan melibatkan semua pihak termasuk gereja akan mengakibatkan kesejangan sosial, menimbulkan masalah-masalah kriminal, dan  masalah sosial lain.

Di sisi lain, Jemaat-jemaat memiliki potensi pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan dan sumber daya alam lainnya yang cukup menjanjikan. Namun potensi tersebut belum sepenuhnya dikelola secara baik. Faktor penyebanya adalah rendahnya sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan yang dapat diandalkan, rendahnya etos kerja, dan terbatasnya akses. 

Tantangan terbesar gereja yang ada di Letti Moa Lakor dan juga klasis-klasis lain di MBD ke depan adalah bagaimana menyiapkan umat merespon operasi tambang Migas Blok Marsela, Blok Moa Selatan, Blok Moa Utara dan Blok Letti. 

Kita sebagai gereja harus proaktif bersama pemerintah daerah mempersiapkan sumber daya manusia untuk menyambut operasinya blok-blok tersebut. Kita bersyukur pemerintah daerah tiap tahun telah mempersiapkan anak-anak MBD untuk kelak bisa bekerja dan berperan pada waktunya.

Tetapi sumber aliran dan terbesar dari operasi tambang itu ada pada pemberdayaan masyarakat masyarakat. Sayur, ikan, makanan local, kue dan lain-lainnya. Kita tidak perlu merebut menjadi pekerja yang pakai “Topi Putih” (pimpinan, dll) karena hanya posisi-posisi itu diisi oleh satu atau dua orang saja. 

Tetapi kalau kita perkuat warga gereja untuk menjadi nelayan yang baik, buka home industry, petani sayur yang baik, beternak dan lain-lain akan menjadi peluang besar bagi kesejahteraan warga gereja.

Majelis Pekerja Klasis GPM Letti Moa Lakor terus mengusahakan berbagai cara positif untuk menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan ekonomi serta mensejahterakan warga gereja. Salah satunya adalah berusaha untuk membangun kerjasama dengan Balai Latihan Kerja. 

Gereja melalui Klasis bersyukur sudah dua tahun berturut-turut dapat bekerjasama dengan pihak BLK melakukan penyiapan umat. Umat diberdayakan dan dilatih agar memiliki keahlian dan keterampilan yang bisa meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga. 

Harapan kami seluruh peserta dapat menemukan faedah di kesempatan pelatihan yang berharga ini. Peserta mesti serius dan sungguh-sungguh mengikuti paket pelatihan sampai selesai. )MC GPM/toeb)