Sekolah Mata Air: Mencintai Lingkungan Hidup Sejak Usia Dini

:


Oleh MC KAB TOBA SAMOSIR, Kamis, 18 Oktober 2018 | 19:15 WIB - Redaktur: Tobari - 704


Balige, InfoPublik - Ketika pohon terakhir ditebang, ketika sungai terakhir dikosongkan, ketika ikan terakhir ditangkap, barulah manusia akan menyadari bahwa dia tidak dapat memakan uang.

Kutipan produser televisi dan penulis Eric Weiner ini disebutkan pendiri Sekolah Mata Air Lelinawati Siregar,Kamis (18/10), menggambarkan keresahan dan keapatisan manusia terhadap alam dan lingkungannya.

Sekarang ini lingkungan sedang terancam karena dampak dari ketidak pedulian manusia memelihara alam tersebut.

Menurut Leninawati Siregar atas dasar kecintaan pada kelestarian lingkungan didirikanlah Sekolah Mata Air di Desa Sionggang Utara ,Kecamatan Lumban Julu,Kabupaten Toba Samosir sebagai Lembaga Pendidikan luar sekolah dibentuk pada 27 April 2018.

"Dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal dalam menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang menjadi potensi kekuatan dan kekayaan masyarakat Desa Sionggang Utara, " katanya.

Untuk mencapai ke arah tujuan tersebut, tidak bisa tercapai bila hanya mengandalkan pendidikan formal saja, maka Sekolah Mata Air dan juga saling melengkapi dengan masyarakat dalam upaya pencapaian tujuan pelestarian lingkungan.

Kemudian edukasi Sekolah Mata Air sebagai wadah dan ruang untuk tempat belajar pemulihan lingkungan dengan metode Montessori atau non tutorial.

Salah satu cara kami dapat mencapai tujuan kami adalah dengan mengajak masyarakat dan instansi lainnya untuk turut peduli lingkungan dan berkontribusi melalui kegiatan yang diadakan secara berkala, dalam waktu dekat ini, akan diadakan edukasi wisata lingkungan serta edukasi budaya lokal Batak Toba.

Dan masing-masing peserta diharapkan dapa memahami bagaimana cara mendaur ulang sampah dan pemanfaatannya,memahami konsep ekosistem lingkungan ,memahami budaya lokal yang menjadi kearifan masyarakat.

Kegiatan akan meliputi edukasi rumah sopo Batak Toba,edukasi Sekolah Mata Air, nonton bareng, aktivitas kebersamaan (permainan lainnya),pelatihan kreasi daur ulang dari plastik, dan koran.

Kegiatan tersebut lebih diperioritaskan terhadap anak usia dini, sehingga ingatan dari betapa pentingnya kelestarian lingkungan hidup untuk keseimbangan ekosistem alam dapat tersimpan di memori anak. (MC Tobasa acon/rik/toeb)