Indonesia Harus Bisa Pastikan Ketersedian Pangan

:


Oleh MC Prov. Kalimantan Selatan, Jumat, 19 Oktober 2018 | 20:21 WIB - Redaktur: Tobari - 249


Barito Kuala, InfoPublik - Pada tahun 2050 populasi manusia di dunia diprediksi akan mencapai angka 9 miliar jiwa lebih, sedang di Indonesia sendiri mencapai 300 juta jiwa lebih. Hal ini juga akan berimbas langsung dengan ketersedian pangan.

“Untuk itu Indonesia harus bisa meningkatkan produksi beras untuk memastikan ketersedian pangan bukan hanya untuk dalam negeri juga untuk luar,” jelas Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution saat menggantikan Presiden Joko Widodo yang berhalangan hadir di Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 38 di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala, Kamis (18/10).

Salah satu usaha Pemerintah adalah dengan memaksimalkan optimalisasi lahan rawa lebak dan pasang surut, yang selama ini belum tergarap maksimal.

“Maka dari itu Pemerintah Pusat mengapresiasi kerja keras Kalimantan Selatan yang bisa mengolah lahan rawa menjadi lahan pertanian seperti sekarang ini,” ungkapnya.

Menurut Darmin, pertanian lahan rawa lebak yang didukung inovasi irigasi, bisa mengantisipasi kekurangan pangan saat pertanian di daerah lain mengalami paceklik akibat musim kemarau.

“Karena, dengan didukung irigasi yang diterapkan, pertanian di sini tidak mengalami kendala meskipun musim kemarau,” ujarnya.

Kehadiran Darmin, sekaligus melakukan peluncuran program Optimalisasi Lahan Rawa Lebak dan Pasang Surut menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045, sesuai tema HPS ke-38.

Sementara menurut Mentan Amran Sulaiman, inovasi pertanian lahan rawa merupakan solusi jangka panjang untuk kebutuhan pangan nasional. Karena selain padi, lahan ini juga bisa dimanfaatkan untuk tanaman lainnya, seperti holtikultura dan banyak lagi.

Potensi lahan rawa Indonesia ada sekitar 10 juta hektare yang berada di lima Provinsi Indonesia. Apabila lahan itu dipanen sebanyak tiga kali, maka akan menghasilkan 30 juta hektare setiap tahun dengan perhasilan Rp 1 – 2 ribu triliun.

Sedangkan, lahan rawa di Kalsel sendiri ada 500.000 hektare. “Jadi indeks hitungannya bisa menghasilkan Rp30 ribu triliun. Kita tahu APBD Kalsel hanya Rp 5,7 triliunan tiap tahun,” katanya. (MC Kalsel/rmd/toeb)