Tarian Sufi Pikat Peserta Jagong Budaya dan Sholawat

:


Oleh MC KAB BLORA, Jumat, 9 November 2018 | 08:32 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 4K


Blora, InfoPublik - Tarian Sufi memikat ribuan peserta sarasehan Jagong Budaya Jawa Islam (Jawais) dan Sholawat di desa Mojowetan, Kecamatan, Banjarejo Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (8/11/2018).

Acara dihelat pemerintah desa Mojowetan, Jawais dan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) mengambil tema Ngudi Kaweruh Bumi Kuncara.

Suasana makin meriah ketika sejumlah penari Sufi putra dan putri tampil diiringi irama tetabuhan rebana oleh kelompok seni hadrah dan kumandang sholawat Nabi Muhammad SAW.

Penampilan dari sejumlah kelompok seni hadrah menggerakkan semangat peserta, yang didominasi pemuda, untuk ikut bersholawat sambil mengibarkan bendera merah putih dan bendera NU.

“Tarian Sufi menjadi pemantik peserta dan menjadi sugesti peserta untuk mengikuti jagong budaya hingga selesai,” kata Sholikin, salah seorang warga desa Mojowetan.

Tari Sufi merupakan tarian yang berasal dari Turki, tarian ini diciptakan oleh Sufi Jalaluddin Rumi. Tari ini diciptakan karena adanya ekspresi diri.  

“Seorang hamba yang mengekspresikan rasa cinta, kasih, dan sayang maha tinggi  kepada sang pencipta,” kata Lukman, salah seorang pemerhati Budaya.

Ketua tim pelaksana acara, Gempoer Pratama, mengungkapkan terselenggaranya acara merupakan upaya membangun kesadaran berbudaya.

Tujuannya, menurut Gempoer Pratama, menumbuhkan kecintaan sejarah kepada generasi muda. Menumbuhkan kecintaan kepada budaya yang adi luhung.

“Dan, mendidik generasi bangsa untuk semakin cinta Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI Harga Mati dan UUD 1945,” jelasnya.

Adapun manfaatnya, lanjut Gempoer Pratama, peserta mendapatkan pengetahuan tentang sejarah Blora, pengetahun tentang korelasi sejarah Islam nusantara dalam perjuangan kemerdekaan.

“Menjadikan pemuda yang semakin tanggap suasana sehingga mendorong Blora menuju kuncara,” kata dia.

Sarasehan dipimpin oleh KH Zamrori Amin dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Sejumlah nara sumber lainnya yang dihadirkan yakni, Gus Subhan Masyhuri menyampaikan materi, kenapa harus belajar sejarah ?

Gatot Pranoto dari Yayasan Mahameru, menyampaikan sejarah Blora, Gus Muhammad Fahmy Danial yang menyampaikan kenapa ada Jawais di Blora.

Selanjutnya, Dalhar Muhammadun dan Imam Alba, pegiat Lembaga Penelitian dan Aplikasi Wacana yang juga akademisi perguruan tinggi Islam di Blora. Keduanya menyuguhkan materi pentingnya kearifan lokal dalam media dan digital.   

Dan, KH Sodiq Abdul Hayi yang menyampaikan materi sejarah Jawa Islam.   

Acara dibuka dengan lantunan tembang oleh Waras Raharjo, salah satu pelaku budaya Blora.  Sementara itu, pengamanan ketat dilakukan oleh Banser. (MC Kab. Blora/Teguh/Eyv).