Pemkab Muba Target Persoalan Listrik di Lalan Tuntas Tahun ini

:


Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN, Minggu, 26 Mei 2019 | 19:42 WIB - Redaktur: Juli - 872


Sekayu, InfoPublik - Persoalan listrik di Kecamatan Lalan bertahap mulai diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Pemkab Muba), Sumatra Selatan, bahkan Bupati Muba Dodi Reza Alex menargetkan di 2019 persoalan listrik di daerah ini dapat tuntas.

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin menyatakan, perjuangan ini tentunya membutuhkan dukungan semua pihak untuk dapat merealisasikan janji. Pembangunan Listrik Lalan saat ini masih on progress, dan di 2019 masih bersisa tujuh bulan lagi.

"Mari kita dorong Kementerian dan PLN untuk segera mengeluarkan izin dan menyambungnya, fasilitas percepatan jaringan sudah siap dan revitalisasi MEP sudah dilakukan take over oleh Pemkab Muba, Jadi ayo bersama-sama kita realisasikan ini," kata bupati ketika dihubungi via WA, Minggu (26/5/2019).

Direktur Petro Muba Yuliar menjelaskan, diitargetkan listrik di Lalan tuntas dan terang benderang selama 24 jam, yang ditangani oleh Perusahaan BUMD Muba yakni PT Muba Elektrik Power (MEP) yang merupakan holdingnya PT Petro Muba. 

Diketahui, pada 2006 lalu, kelistrikan Desa di Kabupaten Muba baru terpenuhi 40 persen yang mendapatkan suplai dari PT PLN dan sisanya 60 persen di desa yang terpencil belum terjangkau oleh jaringan PLN, karena dianggap tidak visible.

"Pada kondisi saat itu muncul gagasan Bupati Muba untuk membangun sendiri kelistrikan Desa, dimulai dari Kecamatan Lalan dengan membangun jaringan listrik dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan menggunakan dana APBD, khusus jaringan dibangun oleh Dinas Pertambangan Pemda Muba setelah selesai baru diserahkan ke PT MEP," jelas dia.

Yuliar melanjutkan, biaya operasional PLTD untuk melayani kelistrikan Lalan saat ini sekitar Rp6.500,-/kWh, sedangkan penjualan ke masyarakat pelanggan Rp850,-/kWh.

Akibatnya kata dia, biaya operasional mencapai Rp2,5 miliar per bulan, dan pendapatan penjualan listrik ke pelanggan Rp400 juta per bulan, sehingga kerugian PT MEP perbulan Rp2,1 miliar, atau kerugian rata-rata per tahun 34 persen dan tunggakan saat ini Rp5,6 miliar dari jumlah 9.000 pelanggan dengan jam nyala 12 jam per hari.

Menurut dia, Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin mengarahkan PT MEP agar tidak mencari Keuntungan di Lalan. "Walaupun saat ini masih rugi tetap dilayani, yang penting ini merupakan proyek yang didahulukan Public Service Obligation (PSO)," tambah dia..

Yuliar mengatakan, untuk mengatasi keadaan tersebut pada September 2018 PT MEP berkordinasi dengan PT PLN (Persero), Keterangan Pimpro Kelistrikan Desa PLN menyatakan untuk membangun jaringan listrik sepanjang +/- 65 KMS dari jaringan PLN yang ada menuju Lalan.

"Kemudian,  Februari 2019 fisik jaringan PLN selesai secara keseluruhan, tetapi belum bisa dioperasikan karena Kabel laut yang menyeberangi Sungai Chalik sepanjang 700 meter belum bisa dipasang karena belum mendapat izin dari Kemenhub," ujarnya.

Dijelaskan, sebagai jaringan alternatif pada Maret 2019, PLN membangun jaringan baru sepanjang 20 Km, antara Desa Penuguan dan Desa Mukut yang saat ini sedang dalam proses pelaksanaan pembangunan tiang beton, dan diharapkan jaringan tersebut akan beroperasi menghubungkan jaringan ke Kecamatan Lalan oleh PLN pada September 2019.

"Insya Allah setelah September 2019, jika sudah terhubung dengan jaringan PT PLN listrik di Lalan bisa hidup 24 jam per hari, diharapkan tidak ada lagi subsidi dari APBD. Dengan pembangun jaringan Alternatif ini yang tidak melalui sungai, dan secepatnya akhir tahun 2019 rampung. Tentunya Listrik di Lalan akan menyala 24 jam, sesuai yang masyarakat harapkan dan itulah usaha dan kerja keras yang dikerjakaan bupati bersama Tim," pungkas Yuliar.