Hari Pangan Sedunia: Optimalkan Lahan Rawa untuk Tingkatkan Hasil Tani Yang Berkelanjutan

:


Oleh Irvina Falah, Jumat, 19 Oktober 2018 | 11:04 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 378


Barito Kuala, InfoPublik - Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian pangan. Salah satunya adalah dengan optimalisasi lahan rawa sebagai lahan suboptimal untuk pertanian produktif.

“Indonesia sebetulnya memiliki semua hal untuk menjadi lumbung pangan dunia. Walaupun situasinya, faktanya, belum seperti itu. Lahan yang cukup luas, air yang melimpah, Indonesia adalah satu dari segelintir negara yang memiliki kekayaan alam tersebut,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat membuka acara Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-38 Tahun 2018, Kamis (18/10), di Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Darmin menambahkan, menghadapi masa depan yang lebih kompetitif, langkah strategis seperti manajemen dan teknologi diperlukan. Langkah strategis tersebut seperti konversi lahan rawa serta pembangunan infrastruktur.

"Konversi lahan rawa ini kebijakan cerdas dan strategis. Langkah besar untuk bangsa Indonesia. Sekaligus menjawab pesatnya pertumbuhan penduduk dan penurunan lahan pertanian karena opportunity cost yang berubah," imbuh Darmin.

Sebagai informasi, luas lahan rawa di Indonesia diperkirakan mencapai 34,1 juta hektare yang terdiri dari sekitar 20 juta hektare lahan rawa pasang surut, dan lebih dari 13 juta hektare lahan rawa lebak. Lahan ini tersebar rersebar di 18 provinsi, atau 300 kabupaten/kota. Dari jumlah itu, 9,52 juta hektare diantaranya bisa dikembangkan untuk pertanian. Potensi ini lebih luas dibandingkan lahan sawah irigasi yang hanya seluas 8,1 juta hektare.

Hal senada diungkapkan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Dengan teknologi, lahan rawa yang dulunya hanya menghasilkan asap saat kemarau, dan tergenang saat hujan kini bisa dipakai petani untuk menghasilkan pangan.

“Konversi lahan rawa menjadi lahan pertanian ini telah berhasil dikembangkan salah satunya di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dan ditargetkan akan ada 4.000 hektare lahan rawa di Kalimantan Selatan hingga akhir tahun 2018 nanti yang sudah jadi lahan pertanian produktif,” kata Amran.

Dari sisi infrastruktur, lanjut Darmin, masyarakat semakin dimudahkan dengan adanya infrastruktur fisik maupun elektronik. Hal ini merupakan modal yang baik untuk membangun logistik yang efisien, membangun, serta mendorong transformasi ekonomi masyarakat.

Selain itu, untuk peremajaan perkebunan serta pengembangan pertanian kedepan, Darmin menghimbau agar dibentuk secara kelompok dan cluster.

“Kalau bekerja perkelompok, melatih untuk bekerja sama dan dirancang dengan baik. Sedangkan kluster, lahan 1000 hektar dapat dibuat 100 hektare/cluster. Hasil pertanian yang didapat oleh petani pun akan lebih banyak,” ungkap Darmin.

Diakhir sambutannya Darmin berpesan agar ekologi daerah rawa harus dijaga sehingga bukan hanya produktif tetapi juga berkelanjutan (sustainable).

Turut hadir dalam acara ini Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, Bupati Barito Kuala Noormiliyani AS, serta para duta besar negara sahabat. (ekon)