Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman

:


Oleh Irvina Falah, Jumat, 17 Juni 2016 | 13:28 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 377


Tegal - Di sela-sela kunjungannya ke Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri untuk shalat Tarawih berjamaah di Pondok Pesantren Attauhidiyyah di Dukuh Giren, Desa Kaligayam, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Kamis 16 Juni 2016.

Tiba di Pondok Pesantren At-Tauhidiyyah, Presiden dan Ibu Iriana disambut Bupati Tegal ‎Enthus Susmono dan Pimpinan Pondok Pesantren At-Tauhidiyyah KH Ahmad Saidi.

‎Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo shalat tarawih bersama ratusan jamaah yang memenuhi masjid dan pelataran masjid. ‎Turut mendampingi Presiden, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko.

Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa kecintaan kita terhadap tanah air adalah bagian dari iman. Presiden juga mengingatkan bahwa saat ini persaingan antar negara begitu ketatnya. "Antar negara, sekarang batas negara di ASEAN sekarang sudah dapat dikatakan tidak ada, karena sudah dibuka sejak bulan Januari yang lalu," ujar Presiden.

Memang diakui Presiden bahwa pergerakan persaingan itu belum kelihatan, tapi tetap hati-hati karena persaingan sudah di hadapan kita.

"Itu baru dengan 10 negara ASEAN. Belum nanti persaingan kita dengan kawasan yang lain, Uni Eropa, kawasan Tiongkok dengan rekan-rekannya, Amerika dengan rekan-rekannya. Inilah sebetulnya persaingan dan kompetisi yang kita hadapi," ucap Presiden.

Pondok Pesantren Tertua di Tegal

Presiden bersyukur dalam melaksanakan salat Tarawih di Pondok Pesantren Al-Tauhiddiyyah. "Pondok pesantren yang paling tua di Kabupaten Tegal yang sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka," kata Presiden.

Presiden mengatakan pondok pesantren ini telah melahirkan santri-santri yang mempunyai kesadaran tinggi mengenai ajaran Islam yang merupakan nilai-nilai yang menyeluruh, nilai-nilai yang Rahmatan Lil Alamin.

"Saya berharap agar Pondok Pesantren At-Tauhidiyyah dapat terus melahirkan individu-individu Indonesia yang berkualitas, manusia-manusia yang berkualitas sebab sepintar-pintarnya manusia tanpa taubat yang baik maka ia hanya menghancurkan dan bukan membangun kita," ucap Presiden mengakhiri sambutan.