Twitter Kemala, Permudah Layani Aduan Warga

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Jumat, 30 September 2016 | 08:38 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 390


Semarang, InfoPublik  - Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam memberikan pelayanan masyarakat dan membuka keran komunikasi maupun informasi tidak main-main. Setelah Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dan jajaran birokrasinya membuka akun twitter pribadi, kali ini mereka menjalin kerja sama dengan Twitter Indonesia dalam penggunaan Twitter Kemala (Kelola Melantas Layanan).

Melalui kerja sama tersebut, diharapkan mempermudah komunikasi dan interaksi antara pemerintah dengan warganya.

Country Business Head Twitter Indonesia, Roy Simangunsong, menjelaskan Twitter Kemala merupakan sistem navigasi atau solusi layanan publik yang dibuat oleh Twitter untuk mempermudah komunikasi dan interaksi antara pemerintah dan warganya. Mereka yang hendak mengadu atau menyampaikan informasi tinggal men-tweet dengan tagar #KemalaJateng untuk kemudian direspons langsung oleh instansi terkait.

Cara kerjanya, masyarakat bisa menyampaikan tweet pertanyaan, usulan, keluhan dengan menggunakan tagar #KemalaJateng, tanpa perlu menyebutkan akun instansi terkait. Selanjutnya, tweet tersebut akan didelegasikan oleh Tim Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah kepada instansi terkait, untuk direspons segera.

“Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjadi institusi pertama di Indonesia yang menggunakan Twitter Kemala dalam mendukung e-governance di wilayahnya,” katanya, saat jumpa pers mengenai Kerja Sama Twitter Kemala di Hotel Gumaya, Rabu (28/9).

Partnerships Manager Twitter Indonesia Teguh Wicaksono mengatakan, Indonesia merupakan negara pertama dan Provinsi Jawa Tengah adalah provinsi pertama di Asia Tenggara yang meluncurkan twitter Kemala. Selain Indonesia, project serupa juga telah ada di India.

"Kami memilih Jateng karena angka tweet Pak Ganjar sangat signifikan. Bahkan selama 30 hari terakhir twitt mencapai setengah juta. Selain itu Jateng juga menjadi representasi daerah geografis Indonesia yang punya progres di media sosial, dan Gubernur Jateng orangnya proaktif dan responsif di twitter. Style Pak Ganjar juga kita suka karena cepat, lugas, dan efektif," bebernya.

Kepala Biro Humas Setda Provinsi Jawa Tengah Drs Sinoeng N Rachmadi MM menjelaskan, kerja sama antara instansi pemerintah daerah dengan Twitter di Indonesia yang kali pertama diluncurkan ini, diharapkan menjadi terobosan baru pelayanan Pemprov Jateng terhadap masyarakat. Menangkap beragam keluhan, aduan, maupun pertanyaan masyarakat kemudian merespon dan menindaklanjuti.

Menurutnya, #KemalaJateng ini sebagai sarana pertanggungjawaban pemerintah untuk menjawab dinamika yang ada di lapangan. Sehingga negara hadir ketika masyarakat membutuhkan solusi dan informasi dengan data setengah juta selama tiga bulan atau per hari sekali pun itu akan menunjukan dinamika. Kemudian dinamika itulah yang ditangkap dan direspon.

"Tugas kami sebagai pemerintah daerah dalam mengakomodasi dan melakukan komunikasi publik secara cepat. Kalau dahulu ditanggapi setelah tujuh hari tapi sekarang bisa langsung ditanggapi dan ditindaklanjuti. Dengan demikian kini masyarakat tidak perlu menunggu lama, dan yang utama adalah eksekusi dari informasi itu," tandasnya.

Kemala Jateng akan memberikan daya dorong terhadap kecepatan merespon informasi tersebut sampai kepada pihak yang berwenang menanggapi sekaligus menindaklanjuti apapun yang diadukan, dikeluhkan, atau dipertanyakan oleh masyarakat. Setiap respon dari instansi atau lembaga terdapat lingkaran biru sebagai tanda bahwa akun yang menanggapi resmi atau bukan akun palsu.

Nyaman untuk Komunikasi

Gubernur Ganjar Pranowo menyambut baik inisiatif tersebut. Apalagi twitter telah lama menjadi jembatan komunikasi antara warga Jawa Tengah dengan pemerintah. Termasuk gubernur melalui akun pribadinya @ganjarpranowo.

“Selama ini warga men-tweet pertanyaan, laporan, atau keluhan kepada saya maupun masing-masing institusi terkait. Twitter memang merupakan platform yang sesuai untuk meluncurkan inisiatif e-governance pertama kami yang terkait dengan pelayanan publik. Melalui Twitter, kami dapat dengan cepat merespon dan bertindak terhadap kebutuhan warga Jawa Tengah, di mana pun mereka berada,” ungkap Ganjar.

Diakui, pernah ada sebuah akun warga yang mengomentari aktivitasnya bermedia sosial. Warga itu menulis, gubernur kok twitteran terus, kapan kerjanya? Dan Ganjar menjawab, lho, kalau tidak twitteran, bagaimana saya bisa kerja? Menurut gubernur, balasan itu tidak asal balas, bukan juga sekadar iseng membolak-balik kata. Tapi memang begitulah keadaannya.

Gubernur sebagai kepala daerah dituntut menguasai semua persoalan yang ada di wilayahnya. Memang, ada bupati/ wali kota yang menjadi rekan kerja, dan kepala dinas yang bisa ditanya dan diperintah. Namun, itu saja tidak cukup karena apa yang disampaikan harus dicek kebenarannya. Tidak hanya melihat data di atas kertas. Untuk turun ke lapangan pun tidak mudah. Apalagi dengan wilayah yang sangat luas, yakni 32.544,12 kilometer persegi, terdiri dari 35 kabupaten dan kota serta memiliki 573 kecamatan yang terbagi atas 7.809 desa dan 750 kelurahan

“Kalau saya harus blusukan setiap hari, maka saya akan keblusuk betul. Jika satu desa minimal harus saya kunjungi satu kali. Maka setiap hari selama lima tahun masa jabatan gubernur, saya harus mengunjungi minimal empat desa. Lalu kapan saya punya waktu untuk mengurusi yang lain. Ini belum bicara anggaran, prioritas penanganan, tenaga, dan pikiran,” ungkapnya.

Karenanya, Ganjar memilih teknologi sebagai alat bantu, yakni melalui media sosial. Apalagi kecepatan dan daya jangkau media sosial sudah jauh melampaui koran, radio, dan televisi. Twitter pun dipilih karena dinilai paling nyaman untuk komunikasi dua arah, mudah penggunaannya, dan murah.

Semua orang bisa membuat akun twitter secara gratis. Semua orang bebas berbicara, mengeluh, mengkritik, mengusulkan, bahkan marah dengan siapa saja yang dia inginkan. Penggunaan twitter itu juga diperintahkan kepada seluruh pejabat dan satuan kerja. Begitu juga bupati dan walikota, perwakilan lembaga Negara di daerah, BUMD, dan BUMD, bahkan camat dan kepala desa se-Jateng dianjurkan membuat akun twitter.

Menyampaikan uneg-uneg, kritik, atau masukan pada alamat yang tepat ini juga bagian dari pendidikan politik. Sebelumnya, warga tidak tahu harus mengarah kemana. Akun-akun itu, dari yang asli maupun anonim mengarahkan semuanya pada gubernur. Soal jalan, misalnya. Mereka tidak perduli bahwa ada jalan desa, jalan kabupaten/kota, jalan provinsi, dan Nasional. Maka setiap jalan rusak, di kampung sekalipun, marah-marahnya ke gubernur.

“Begitu pun masalah listrik padam, razia lalu lintas, bahkan masalah jodoh yang tak kunjung datang. Sekarang, dengan sudah masifnya aktifitas ber-twitter ria di kalangan pejabat pemerintah di Jateng, saya semakin mudah meneruskan keluhan warga. Ada banjir di kabupaten tertentu, saya mention bupatinya. Ada pungli pengurusan pajak kendaraan, saya mention Samsat-nya. Ada lansia terlantar di sebuah kota, saya mention dinas sosial untuk segera menjemputnya,” terang pria yang sudah aktif memanfaatkan twitter sejak menjadi anggota DPR RI.

Pengalaman terakhir dengan twitter, saat Ganjar membaca kisah Mbah Asmo, nenek berusia 86 tahun yang tinggal sebatang kara di rumah kumuh penuh kotoran tikus, yang dimuat di media online Jumat  Malam, (23/9).Saat itu link berita tersebut langsung di-share di twitter, dan di-mention ke Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Wali Kota Magelang, dan pihak terkait lainnya. Dampaknya, tak sampai satu jam, Mbah Asmo sudah ditangani. (Humasjateng/MCjateng/Eyv)