Penguatan Pendidikan Karakter Sebagai Modal Awal Untuk Revolusi Mental

:


Oleh Astra Desita, Kamis, 3 Mei 2018 | 17:39 WIB - Redaktur: Juli - 600


Jakarta, InfoPublik - Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei lalu, bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wahana Visi Indonesia (WVI) duduk bersama dan menyuarakan pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Pada 2017 lalu telah dikeluarkan UU No. 87 tahun 2017 mengenai pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan hal ini menjadi sebuah strategis yang kuat dalam meningkatkan kualitas pendidikan karakter bangsa yang sejalan dengan inisiasi Presiden RI Joko Widodo.

Staff Ahli Bidang Penguatan Karakter Kemendikbud Arie Budiman mengatakan pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, juga terus meningkatkan kemitraan dalam pelaksanaan program pendidikan karakter ini.

"Kami mengapresiasi semua upaya yang dilakukan oleh lembaga seperti Wahana Visi Indonesia (WVI) dalam melakukan penguatan karakter anak bangsa di setiap wilayah di Indonesia. Hal ini akan terus kita sinergikan dalam menjalankan amanat tentang revolusi mental," kata Arie Budiman di Gedung Kemendikbud Senayan, Jakarta, Kamis (3/5).

Sementara itu Koordinator program pendidikan WVI mengatakan, sebagai yayasan kemanusiaan fokus anak sudah hampir 20 tahun berupaya mendukung pemerintah dalam peningkatan pendidikan di Indonesia. Salah satunya melalui program pendidikan karakter kontekstual.

"Program pendidikan karakter sudah berjalan di 17 wilayah dan memberi dampak pada lebih dari 295 sekolah di Indonesia," kata Koordinator Program Pendidikan MVI  Nurman Siagian.

Penerapannya kata dia disesuaikan dengan konteks budaya, agama dan lingkungan tempat tinggal mereka. "Seperti yang terjadi di Sambas, di mana kami menerapkan program sekolah hijau yang mengajarkan kepada anak-anak bagaimana mereka mencintai lingkungan," ujarnya.

Lain halnya di Ngada yang mengedepankan konteks budaya. "Semua upaya ini kami jalankan bersama masyarakat, pemerintah dan juga melibatkan anak-anak sebagai fokus layanan kami," ujarnya.

Sementara itu Guru SDN 07 Sasak Sambas, Kalimantan Barat Yostina mengatakan upaya dukungan masyarakat juga menjadi elemen penting dalam keberhasilan pendidikan karakter, Kepala sekolah, tokoh agama, tokoh masyarakat, keluarga dan para pendidik menjadi aktor pendukung dalam keberhasilan pendidikan karakter ini.

"Sejak 2012 sekolah kami SDN 07 Sasak Sambas menerapkan kurikulum sekolah hijau dan menghasilkan perubahan nyata dalam perubahan cara belajar. Angka partisipasi  anakl sekolah meningkat, nilai ujian juga menjadi yang tertinggi di Kecamatan Sajingan Besar, serta guru lebih kreatif dalam mengajar. Sekolah kami bahkan mendapatkan penghargaan MDG'S award 2010," ungkap Yostina.

Sementara itu Pemerhati Pendidikan di Indonesia Najeela Shihab mengatakan, pendidikan karakter adalah proses jangka panjang yang memang tidak hanya dilakukan secara institusional lewat sekolah.

"Peranan keluarga dalam hal ini orang tua, masyarakat, tokoh agama, dan penggerak lingkungan untuk ikut bertanggung jawab sangat penting, karena upaya mencerdaskan seorang anak harus dimulai sejak dini, jauh sebelum masuk sekolah dan harus relevan dengan kehidupan nyata," pungkasnya.

Relevansi PPK ini dianggap konsep dan prinsip PPK telah menghasilkan sebuah kerja sama antara Kemendikbud dengan WVI untuk membuat panduan praktis penerapan PPK yang akan digunakan oleh tim Asistensi daerah di 34 provinsi di Indonesia.

PPK berakar pada satu nilai khusus yang paling penting dalam satu kelompok masyarakat. Mengingat bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang terbentuk atas keberagaman budaya, ini dapat menjadi sarana yang tepat untuk mempersiapkan generasi muda agar memiliki keterampilan dan karakter nilai toleransi serta perdamaian untuk dapat hidup dalam kebhinekaan.