Menkominfo: Sembarang Sebar Konten Negatif, Bakal Sulit Dapat Kerja

:


Oleh Yudi Rahmat, Jumat, 18 Mei 2018 | 12:46 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 850


Jakarta, InfoPublik -  Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengimbau masyarakat agar bersikap bijak menggunakan media sosial dan jangan sembarangan mengirim konten negatif, karena semua tercatat dan jejak digitalnya selalu ada.

Menurut Rudiantara, imbauan ini juga sebagai bagian dari konteks Kebangkitan Nasional di bidang Information Communication and Teknology (ICT). "Saya selalu sampaikan ke teman-teman SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Karena lima tahun lagi, selesai kuliah kemudian melamar pekerjaan,  tidak akan laku lagi, karena justru perusahaan yang mau menerima akan mencari sendiri melihat rekam digitalnya. Kalau sering-sering posting yang negatif, mana mau perusahaan menerima," ujar Menkominfo usai Upacara Tabur Bunga dalam Harkitnas ke-110 di TMP Kalibata, Jakarta, Jumat (18/5).

Begitu juga media, kata dia, setiap calon jurnalis oleh perusahaan medianya dicari jejak digitalnya di dunia maya. Jadi sederhananya Peringatan Kebangkitan Bangsa ini adalah bagaimana semua masyarakat lebih bijak menggunakan Media Sosial.

Sementara itu, disinggung, rekam jejak digital kelompok teroris di dunia maya, Menteri Rudiantara, mengatakan melalui mesin pengais yang dimiliki Kemkominfo terus dipecut untuk mencari rekam jejak digital kelompok teroris di dunia maya baik itu di situs, medsos maupun massenger. "Saya sudah minta setiap dua jam disisir kemudian difiltering sehingga kita ketemu blog-blog sehingga bisa cepat untuk memblokir," katanya.

Penyisiran melalui Media Sosial terkait rekam jejak digital Kelompok teroris, Kemkominfo bekerja sama dengan Kepolisian dan juga mendapat pengaduan dari Publik "Karena publik bisa membantu. Masyarakat bisa lakukan Taggin untuk melakukan Tagdown, atau suspend account-accunt  di media sosial tertentu seperti FB, twiter, Instagram. Ini bisa, karena semuanya ada tulisannya nah ini juga harus cepat," ujarnya.

Namun demikian, diakui Menteri Rudiantara,  messenger agak  lama karena sifatnya personal jadi bukan publik, tapi  kalau itu ada seperti jaringan kelompok teroris Alfatihin pihaknya sudah bicara dengan Kapolri, karena kelihatan yang menyebarnya, kemudian Kominfo masuk dari register prabayar sehingga ketahuan yang punya nomor tersebut dan ini lebih gampang menegakkan hukumnya.

"Sampai malam ini jam 1 pagi kami terima laporan versi alfatihin yang di dunia maya yang sudah proses atau diblokir oleh kominfo. Yang paling banyak di Fail shering kemudian ada messenger juga ada dan situs juga  ada puluhan," ungkapnya.

Disebutkan hasil dari sisi Account yang sudah diblokir 1825 kanal itu di luar Alfatihin. Menurutnya kontennya macam-macam, ada bersifat ajakan, bagaiamana membuat bom, video falshering di youtobe dan kemudian di medsos. "Yang paling banyak di medsos karena penyembaranya bersifat one to many, tapi kalau video itu statis tidak menyebar dan diam,  orang yang mencari," katanya.

Untuk mengantisipasi penyebaran konten negatif kelompok teroris, Rudiantara menjelaskan, Kemkominfo bekerja sama dengan kepolisian, pelaporan ditindak lanjuti oleh Badan Siber dan Sandi Negara.

"Kami juga sudah bertemu dengan  pengelola Google, Facebook, Twitter dan semuanya komit untuk melakukan penutupan secara cepat apabila ditemukan konten negatif. Meskipun account hari ini ditutup besok muncul yang lain, tapi kita tidak akan menyerah  dan terus patroli dan telursuri," pungkasnya.