- Oleh Wahyu Sudoyo
- Rabu, 4 Desember 2024 | 22:47 WIB
: Foto: Humas Ekon
Jakarta, InfoPublik – Di tengah berbagai tantangan global, Indonesia terus menunjukkan ketangguhannya dengan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kuat. Selama satu dekade terakhir, Indonesia berhasil mencatatkan laju pertumbuhan yang konsisten di kisaran 5 persen. Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga terus bergerak maju dengan fondasi ekonomi yang kokoh, stabilitas makroekonomi yang terjaga, serta peningkatan kesejahteraan sosial yang signifikan.
Keberhasilan ini didukung oleh berbagai kebijakan transformasi struktural dan penguatan sektor-sektor unggulan, yang memberikan landasan kuat bagi Indonesia untuk menghadapi masa depan, merangkul peluang global, dan berkontribusi lebih besar di peta ekonomi dunia.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir bisa kita jaga di angka 5 persen, dengan inflasi yang rendah sekitar 2,5 persen. Sepuluh tahun lalu, inflasi kita masih di atas 8,36 persen, jadi penurunan ini menunjukkan bahwa kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin baik," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (2/10/2024).
Lebih lanjut, Menko Airlangga menambahkan bahwa rendahnya inflasi juga berdampak pada tingkat suku bunga yang kini berada di level single digit. "Sebelumnya, suku bunga perbankan selalu di level double digit, tetapi kini sudah turun signifikan," imbuhnya.
Keberhasilan ini juga terlihat dari penurunan tingkat kemiskinan dari 11,25 persen menjadi sekitar 9 persen, dengan kemiskinan ekstrem yang mendekati nol. Selain itu, lapangan kerja meningkat drastis, dengan jumlah pekerja mencapai 142 juta orang pada 2024 dibandingkan dengan 118 juta pada tahun 2014. Cadangan devisa negara juga melonjak dari USD100 miliar pada tahun 2014 menjadi USD150 miliar tahun ini.
Namun, Menko Airlangga menggarisbawahi bahwa upaya ekstra masih diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih optimal dan menargetkan pertumbuhan di atas 7 persen. "Pertumbuhan ekonomi global yang melambat membuat pencapaian target ini lebih menantang, namun kita tetap optimis dengan langkah-langkah yang kita ambil," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga membahas strategi diversifikasi pasar ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat, dengan mendorong perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement atau CEPA). Salah satu fokus utama adalah menurunkan tarif masuk yang masih tinggi, dibandingkan dengan negara-negara seperti Vietnam.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menekankan pentingnya kemandirian pangan sebagai bagian dari strategi ekonomi jangka panjang. Di tengah tantangan perubahan iklim dan ketergantungan impor pangan, pemerintah terus meningkatkan produktivitas sektor pertanian melalui pengembangan food estate dan modernisasi teknologi pertanian, guna mendukung ketahanan pangan nasional.
Menko Airlangga juga menegaskan bahwa anggaran negara memainkan peran penting sebagai shock absorber bagi perekonomian Indonesia, terutama sebagai negara berpendapatan menengah. Dengan strategi yang tepat dan komitmen kuat, ia optimis Indonesia akan terus maju di tengah tantangan global dan tetap berada di jalur menuju Indonesia Emas 2045.