- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Selasa, 10 Desember 2024 | 18:10 WIB
: Kemenhub dukung pengiriman bantuan penanggulangan korban bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dari Kemensos lewat armada angkutan penyeberangan dan angkutan laut. Foto : Kemenhub
Oleh Dian Thenniarti, Jumat, 8 November 2024 | 11:40 WIB - Redaktur: Untung S - 378
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyiapkan berbagai layanan transportasi, termasuk angkutan penyeberangan dan angkutan laut, untuk mendukung penanganan bencana setelah meletusnya Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (4/11/2024).
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Budi Rahardjo, menyampaikan bahwa sejumlah langkah telah diambil mengingat terganggunya layanan transportasi udara akibat abu vulkanik. "Untuk mendukung upaya penanganan bencana, mulai Selasa, 5 November 2024, kami meningkatkan frekuensi layanan transportasi, khususnya angkutan penyeberangan, guna melayani kebutuhan mendesak," jelas Budi, Jumat (8/11/2024).
Sebagai bagian dari upaya tersebut, frekuensi angkutan penyeberangan rute Kupang-Larantuka dan Kupang-Lewoleba-Larantuka dinaikkan dari dua kali seminggu menjadi empat kali seminggu. Peningkatan ini diharapkan dapat memperlancar distribusi bantuan dan mobilitas masyarakat terdampak letusan.
"Untuk rute tersebut, kami menyediakan dua kapal dengan kapasitas masing-masing 300 penumpang dan 16 truk sedang. Harapannya, peningkatan frekuensi ini dapat mendukung kelancaran angkutan darat yang menjadi alternatif utama," tambah Budi.
Selama masa penanganan bencana, PT ASDP sebagai operator penyeberangan memberikan diskon 50 persen untuk angkutan bantuan dan masyarakat terdampak. Layanan ini telah mendukung pengangkutan barang bantuan dari Kementerian Sosial.
Selain angkutan penyeberangan, angkutan laut juga disiapkan untuk mendukung penanganan bencana. Saat ini, terdapat layanan rute Kupang–Ende–Labuan Bajo yang beroperasi seminggu sekali. Namun, jika dibutuhkan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut siap mengerahkan Kapal Negara Granti, yang kini berada di Pangkalan Tanjung Perak Surabaya, untuk membantu di wilayah terdampak.
Budi menambahkan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II NTT, TNI, dan Polri untuk memastikan kelancaran angkutan jalan dan bantuan logistik.
Operasional Bandara Terganggu
Dampak letusan Gunung Lewotobi juga dirasakan oleh operasional bandara di sekitar lokasi bencana. Bandara Fransiscus Xaverius Seda di Maumere, misalnya, harus menghentikan operasionalnya akibat debu vulkanik. Sementara itu, bandara lain seperti Bandara Soa (Bajawa), Bandara Gewayantana (Larantuka), Bandara Internasional Komodo (Labuan Bajo), dan Bandara Frans Sales Lega (Ruteng) masih beroperasi dengan menyesuaikan kondisi abu vulkanik.
Kementerian Perhubungan melalui Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali dan unit penyelenggara bandara di sekitar Gunung Lewotobi terus berkoordinasi dengan AirNav Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya. Upaya ini dilakukan untuk memantau sebaran abu vulkanik dan memastikan keselamatan penerbangan tetap terjaga.
"Keselamatan penerbangan tetap menjadi prioritas, dan kami akan terus berkoordinasi untuk memantau situasi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan," pungkas Budi.