- Oleh Wahyu Sudoyo
- Jumat, 6 Desember 2024 | 23:29 WIB
: Pj Teguh saat menghadiri kegiatan Edukasi dan Pelatihan Literasi Digital bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Intiland Teduh Semper Barat dan SMAN 92 Jakarta, Selasa (12/11/2024)/ foto: Humas Pemprov Jakarta
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Rabu, 13 November 2024 | 10:32 WIB - Redaktur: Untung S - 300
Jakarta, InfoPublik – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, mengajak masyarakat, termasuk siswa, untuk bersama-sama memerangi praktik judi online (judol).
Ajakan itu disampaikan dalam kegiatan Edukasi dan Pelatihan Literasi Digital yang diselenggarakan bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Intiland Teduh Semper Barat dan SMAN 92 Jakarta.
Dengan tema "Pencegahan dan Penanganan Judi Online di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat," Pj Gubernur Teguh berharap sosialisasi ini meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya judi online, melindungi masyarakat dari aktivitas digital yang merugikan.
“Penting untuk memberikan literasi digital yang baik kepada orang tua dan anak, guna menghindari risiko seperti kekerasan berbasis gender online dan judi online. Orang tua juga harus berperan aktif dalam mendampingi anak-anak agar aman saat berinteraksi di dunia maya,” ujar Teguh, Selasa (12/11/2024).
Data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menunjukkan peningkatan paparan judi online terhadap anak hingga 300 persen dalam periode 2017-2023. Pada 2023, tercatat 1.856 anak terlibat judi online dalam 19.555 transaksi dengan nilai total Rp2,295 miliar. Anak-anak tersebut terdiri dari 1.309 anak berusia di atas 17 tahun, 441 anak berusia 11-16 tahun, dan 106 anak di bawah 11 tahun.
“Anak-anak terpapar judi online dari iklan dalam game, orang tua yang berjudi, dan promosi besar-besaran di media sosial. Akibatnya, mereka tergoda untuk mencoba dan berisiko kecanduan,” jelas Teguh.
Teguh juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi aktivitas digital anak-anak, mengingat judi online sering dikemas dalam bentuk game menarik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik, terus berupaya meningkatkan literasi digital masyarakat, salah satunya melalui program SOLID (Sadar Olah Literasi Digital) sejak 2022, dengan sasaran ibu-ibu PKK, kader Dasawisma, pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM, dan masyarakat umum.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta bersinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital RI melalui inisiatif seperti Jalahoaks dan Siberkreasi untuk menyediakan informasi akurat, menciptakan lingkungan digital yang sehat, dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menyaring informasi di media sosial.
“Kami bersama berbagai pihak yang mendukung hak anak akan melakukan upaya pencegahan yang efektif, agar anak-anak di Jakarta tidak terjerumus dalam judi online. Bagi anak yang sudah terlibat, kami menyediakan bimbingan dan konseling psikologis agar mereka tidak kembali terjerumus,” tambah Teguh.
Dalam acara yang sama, Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, mengajak semua pihak memerangi judi online, menekankan bahwa pengawasan orang tua sangat berperan penting. “Alat dan teknologi canggih saja tidak cukup. Perlu pengawasan langsung dari orang tua. Kami di Kemkomdigi memiliki keterbatasan, jadi kami butuh kerja sama dengan orang tua di rumah,” ujar Meutya.
Meutya menyebut banyak anak sekolah terlibat judi online menggunakan akun orang tua atau melalui game. “Ada 80 ribu anak di bawah 10 tahun yang terpapar judi online. Ini di luar jangkauan kami sendiri, sehingga kerja sama dengan orang tua sangat dibutuhkan,” pungkasnya.