Tarif Tol Cibitung-Cilincing Terlalu Mahal, Pengusaha Logistik Minta Pemerintah Evaluasi

: Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI), Sugi Purnoto. Foto : SCI


Oleh Dian Thenniarti, Sabtu, 7 Desember 2024 | 06:05 WIB - Redaktur: Untung S - 238


Jakarta, InfoPublik – Kalangan pengusaha logistik mendesak pemerintah dan operator jalan tol untuk segera mengevaluasi tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) yang dinilai terlalu tinggi. Evaluasi itu dianggap penting agar jalan tol yang terhubung dengan Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2 tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku industri logistik dan membantu meningkatkan efisiensi logistik nasional.

Menurut Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI), Sugi Purnoto, tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing yang tinggi menyebabkan jalan tol ini kurang diminati oleh pelaku usaha transportasi dan logistik.

"Tarif tol Cibitung-Cilincing yang berlaku saat ini terlalu tinggi, bahkan lebih mahal hingga 50 persen dibandingkan jalan tol eksisting seperti Japek atau jalan arteri. Hal ini membuat banyak pelaku logistik enggan menggunakan tol tersebut," ujar Sugi yang dikutip InfoPublik, Sabtu (7/12/2024).

Sugi menjelaskan bahwa tarif yang kompetitif sangat penting untuk mendorong efisiensi logistik, yang juga merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam meningkatkan daya saing sektor logistik di Indonesia. Menurutnya, jika tarif tol JTCC lebih kompetitif, efisiensi logistik bisa meningkat hingga 50 persen.

"Diperkirakan pelaku logistik akan lebih berminat menggunakan JTCC jika tarifnya setara dengan tarif Tol JORR 2, atau setidaknya turun sekitar 60 persen dari tarif saat ini," jelasnya.

Jalan Tol Cibitung-Cilincing sebenarnya memiliki peran strategis karena menghubungkan kawasan logistik dengan pelabuhan, yang selama ini telah sangat dinanti oleh para pelaku logistik. Penurunan waktu tempuh, pengurangan biaya operasional, dan risiko kecelakaan yang lebih rendah adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan jalan tol ini.

Namun, tingginya tarif tol membuat banyak pengusaha logistik lebih memilih untuk menggunakan rute tol lain yang lebih murah. Jalan Tol Cibitung-Cilincing hanya digunakan sebagai alternatif dalam kondisi darurat, yang tentu saja mengurangi potensi efisiensi waktu dan kelancaran distribusi logistik.

SCI berharap adanya diskusi bersama antara operator tol, pemerintah, dan pelaku logistik untuk mencari solusi terbaik terkait tarif JTCC. Menurunkan tarif tol ini dapat meningkatkan minat pengguna, yang pada akhirnya dapat berdampak pada peningkatan pendapatan jalan tol tersebut.

"Kita semua punya tujuan yang sama, yaitu mendukung kelancaran dan efisiensi logistik. Kami siap berdialog dengan semua pihak untuk mencari solusi terbaik demi kemajuan sektor logistik di Indonesia," imbuh Sugi.

Evaluasi dan penurunan tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan infrastruktur tol ini, sehingga lebih banyak pelaku logistik yang dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi dan kelancaran distribusi barang. Dengan tarif yang lebih kompetitif, jalan tol ini dapat berkontribusi lebih besar dalam meningkatkan daya saing sektor logistik nasional dan mendukung perekonomian Indonesia.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Dian Thenniarti
  • Rabu, 15 Januari 2025 | 22:41 WIB
DAMRI Buka Rute Terminal Pulo Gebang - Bandara Soetta
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Rabu, 15 Januari 2025 | 22:29 WIB
TransNusa Luncurkan Rute Internasional Terbaru Denpasar-Perth
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Selasa, 14 Januari 2025 | 14:33 WIB
Gerakan Nasional Penanaman Jagung, Pemprov Riau Mulai dari Kabupaten Kampar
  • Oleh MC KAB DONGGALA
  • Selasa, 14 Januari 2025 | 08:35 WIB
Pemkab Donggala Resmikan Layanan Payment Point, Akses Keuangan Makin Mudah
  • Oleh MC KAB INDRAMAYU
  • Selasa, 14 Januari 2025 | 14:21 WIB
Pemkab Indramayu Pastikan Langkah Konkret dalam Pengendalian Inflasi
  • Oleh MC KAB INDRAMAYU
  • Selasa, 14 Januari 2025 | 14:16 WIB
Transparansi Dana Desa di Indramayu, Program Jaga Desa Jadi Solusi