- Oleh MC KAB BANGKALAN
- Jumat, 14 Maret 2025 | 20:15 WIB
: Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi/Foto : Humas Bapanas
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Kamis, 6 Februari 2025 | 11:21 WIB - Redaktur: Untung S - 116
Jakarta,InfoPublik – Menjelang bulan Ramadan dan Idulfitri, pemerintah mulai mengambil langkah strategis dalam memperkuat stok pangan pokok, khususnya daging ruminansia. Mengingat produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi nasional, pemerintah berencana mengimpor daging dari negara mitra guna memastikan ketersediaan pangan tetap terjaga.
Langkah ini juga bertujuan untuk menjaga stabilitas harga, di mana pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) ingin memiliki stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Stok ini nantinya akan digunakan sebagai instrumen pengendali harga apabila terjadi fluktuasi di pasaran.
"Pemerintah ingin memperkuat stok daging yang dikelola oleh BUMN. Stok ini nantinya akan digunakan untuk intervensi pasar jika diperlukan," ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, saat ditemui usai menghadiri Rapat Koordinator Terbatas (Rakortas) Evaluasi dan Perubahan Neraca Komoditas Tahun 2025 di Jakarta pada Rabu (5/2/2025).
Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan untuk daging sapi dan kerbau yang disusun oleh Bapanas, terdapat selisih antara ketersediaan stok dan kebutuhan konsumsi nasional. Stok awal tahun ini tercatat sebesar 65,6 ribu ton. Ditambah estimasi produksi dalam negeri sebesar 410,3 ribu ton serta hasil pemotongan sapi dan kerbau bakalan impor sebanyak 141,3 ribu ton, total ketersediaan daging mencapai 617,3 ribu ton. Sementara itu, kebutuhan konsumsi nasional diproyeksikan mencapai 766,9 ribu ton, sehingga masih terdapat kekurangan yang perlu dipenuhi melalui impor.
Untuk menutupi kekurangan tersebut, pemerintah berencana mengimpor 100 ribu ton daging kerbau. "Sebelumnya dalam Neraca Komoditas belum ada daging kerbau, tetapi dalam Rakortas kali ini kita memutuskan untuk menugaskan BUMN dalam pengadaannya. Tentu kita akan memastikan aspek good governance dalam prosesnya," tambah Arief dalam keterangan yang diterima InfoPublik pada Kamis (6/2/2025).
Lebih lanjut, Presiden Prabowo menginginkan harga daging kerbau dapat dijual di bawah Rp80 ribu per kilogram agar lebih terjangkau bagi masyarakat. "Pemerintah ingin memastikan masyarakat mendapatkan sumber protein yang cukup. Jika harganya lebih rendah, konsumsi akan meningkat," jelasnya.
Selain rencana impor daging kerbau, pemerintah juga telah menetapkan rencana impor 180 ribu ton daging sapi. Arief berharap seluruh stok dapat tiba sebelum Ramadan dimulai. "Kita sudah bahas hal ini sejak awal Februari agar distribusi dapat dilakukan tepat waktu. Estimasi kedatangannya memerlukan waktu sekitar satu bulan," ujarnya.
Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, pengadaan daging ruminansia dari negara mitra juga berkontribusi terhadap keseimbangan perdagangan internasional. Sebagai negara yang aktif dalam ekspor, Indonesia diharapkan dapat mengimpor komoditas unggulan dari negara mitra untuk menjaga hubungan dagang yang seimbang. Namun, pemerintah tetap berkomitmen melindungi produsen pangan lokal agar kesejahteraan mereka tetap terjaga.
Dengan langkah ini, diharapkan ketersediaan daging sapi dan kerbau dapat mencukupi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri, sekaligus menjaga stabilitas harga di pasar nasional.