- Oleh Isma
- Senin, 12 Mei 2025 | 19:25 WIB
: Scholars of Indonesia-China Network (SINO), organisasi cendekiawan Indonesia yang sedang menempuh studi pascasarjana di Tiongkok, sukses menggelar SINO Doctoral Forum 2025. Forum ini tak hanya menjadi ajang akademik, tetapi juga merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Tiongkok melalui kolaborasi riset dan pendidikan (Foto: Istimewa)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 29 April 2025 | 14:13 WIB - Redaktur: Untung S - 257
Beijing, InfoPublik — Scholars of Indonesia-China Network (SINO), organisasi cendekiawan Indonesia yang sedang menempuh studi pascasarjana di Tiongkok, sukses menggelar SINO Doctoral Forum 2025. Forum itu tak hanya menjadi ajang akademik, tetapi juga merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Tiongkok melalui kolaborasi riset dan pendidikan.
"Acara ini merupakan bentuk nyata dari hubungan erat dua negara, khususnya dalam bidang pendidikan dan people-to-people relations," ujar Ketua SINO, Qonidah Salsabila Senja, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Selasa (29/4/2025). Ia menekankan pentingnya peran mahasiswa Indonesia sebagai jembatan dalam penguatan kerja sama riset dan akademik antara kedua negara.
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia, Parulian George Andreas Silalahi, yang menyoroti capaian hubungan bilateral dalam bidang perdagangan, sosial, dan budaya selama tujuh dekade terakhir.
Forum ini juga menampilkan sesi diskusi akademik yang dimoderatori oleh Adri Arlan Sinaga, mahasiswa doktoral dari University of International Business and Economics. Hadir sebagai pembicara antara lain Atase Pendidikan KBRI Beijing Yudil Chatim, Profesor Xu Liping dari Chinese Academy of Social Sciences (CASS), Hendy Yuniarto dari Beijing Foreign Studies University, serta perwakilan komunitas internasional dari Afghanistan, Waheed Ahmadzai (ATA). Diskusi mengulas proyeksi hubungan RI-Tiongkok di tengah ketidakpastian global.
Bagian menarik dari forum ini adalah lomba poster riset yang diikuti oleh peneliti dari Indonesia, Tiongkok, dan mahasiswa internasional. Dienny Redha Rahmani dari Beijing University of Chemical Technology terpilih sebagai presenter terbaik. Posisi kedua diraih oleh Supriyadi dari Tianjin University, dan posisi ketiga oleh Zhuoran Li dari Peking University.
Forum ini menjadi bukti bahwa kerja sama pendidikan bukan hanya soal pertukaran pelajar, tetapi juga tentang menciptakan ruang kolaboratif untuk menghadapi tantangan global bersama.