Kemkomdigi Dorong Penggunaan Teknologi sebagai Jembatan Inklusi Keuangan

: Wamenkomdigi Nezar Patria dalam acara Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025: Financial Inclusion to Support Asta Cita di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat (Humas Komdigi)


Oleh Wahyu Sudoyo, Rabu, 7 Mei 2025 | 19:54 WIB - Redaktur: Untung S - 309


Jakarta, InfoPublik – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mendorong penggunaan teknologi seperti kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) sebagai jembatan yang mendukung peningkatan inklusi keuangan melalui tiga pilar, yaitu pembangunan infrastruktur digital, penguatan literasi digital, dan penyiapan regulasi yang inklusif. Hal ini dinilai sesuai dengan visi Asta Cita dan Indonesia Emas 2045. 

"Teknologi bukan hanya alat, melainkan jembatan yang menghubungkan jutaan masyarakat, termasuk UMKM dan kelompok rentan, ke dalam satu sistem keuangan yang formal," ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait acara Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025: Financial Inclusion to Support Asta Cita di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, seperti dilansir pada Rabu (7/5/2025).

Nezar mengatakan, teknologi terkini lain seperti blockchain dapat digunakan untuk mewujudkan transaksi keuangan yang transparan dan aman.

Teknologi tersebut bahkan memungkinkan integrasi layanan keuangan dalam berbagai aplikasi yang banyak digunakan masyarakat, seperti e-commerce dan transportasi daring sehingga mempermudah akses masyarakat ke dalam sistem keuangan.

“Digital Public Infrastructure atau DPI meliputi identitas digital, pembayaran, dan pertukaran data telah menjadi katalisator inklusi yang tidak hanya membuka akses tetapi juga memberdayakan masyarakat,” tuturnya.

Ia menegaskan, Pemerintah terus berupaya memastikan agar tidak ada masyarakat yang tertinggal di tengah transformasi digital yang sedang berjalan.

"Dengan inovasi dan kolaborasi, kita bisa memastikan bahwa no one left behind, tidak satu pun yang tertinggal dalam proses transformasi digital yang sedang berlangsung saat ini," tegas Nezar Patria

Sebelumnya, Wamenkomdigi mengungkapkan data bahwa terdapat 345 juta dari 400 juta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di negara berkembang masih bersifat informal.

Namun, praktik terbaik Ubank di Pakistan dan Erada Microfinance di Mesir dapat  memanfaatkan digitalisasi untuk menjangkau kelompok rentan. 

Di Indonesia, Indeks Inklusi Keuangan tercatat telah mencapai 80,51 persen. Namun data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan tingkat literasi keuangan masih di angka 66 persen yang didominasi sektor perbankan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Selasa, 24 Juni 2025 | 21:38 WIB
Menkomdigi Minta ASN Kementerian Jadi Garda Depan Digitalisasi Nasional
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 20 Juni 2025 | 12:35 WIB
Indonesia-Rusia Bentuk Sub Komite Program Digital Bersama
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 20 Juni 2025 | 08:16 WIB
Kemkomdigi Beri Peringatan pada Tujuh PSE yang belum Mendaftar