Minat Masyarakat terhadap Kendaraan Listrik Meningkat

: Pengunjung melihat kendaraan listrik dalam pameran otomotif Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Pameran kendaraan listrik tersebut diikuti lebih dari 143 peserta dari beragam merek mulai dari roda dua, roda empat, mobil penumpang, komersial, hingga beragam aksesori pendukung dengan target transaksi Rp450 miliar. ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.


Oleh Ismadi Amrin, Senin, 19 Mei 2025 | 22:12 WIB - Redaktur: Untung S - 485


Jakarta, InfoPublik - Kendaraan ramah lingkungan, dalam hal ini kendaraan listrik, terus diminati masyarakat. Hal itu tercermin dari terus meningkatnya porsi pembiayaan kendaraan listrik yang diberikan oleh lembaga pembiayaan.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agusman mengungkapkan penyaluran pembiayaan kendaraan listrik per Maret 2025 meningkat 5,65% mtm menjadi sebesar Rp16,63 triliun (Februari 2025: 15,74 triliun), dengan porsi sebesar 3,08% dari total pembiayaan multifinance.

"Secara umum, potensi pembiayaan atas kendaraan bermotor listrik di Indonesia masih cukup terbuka lebar seiring dengan rencana pembukaan investasi dalam bentuk pabrik dari manufaktur kendaraan bermotor listrik di Indonesia," kata Agusman di Jakarta, Senin (19/5/2025).

Dengan adanya pertumbuhan pembiayaan kendaraan listrik, lanjut Agusman, tentunya ini mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan serta sinergi kebijakan pemerintah dalam mendorong adopsi kendaraan listrik.

Agusman menuturkan, penurunan penjualan otomotif pada 2024 berdampak pada sektor pembiayaan, karena sektor ini masih dominan dalam portofolio multifinance.

"Namun, prospek industri tetap terbuka melalui diversifikasi ke sektor produktif seperti alat berat, energi terbarukan, dan kendaraan listrik," ujar Agusman.

Oleh karena itu, lanjut Agusman, sejauh ini belum perlu dilakukan koreksi terhadap proyeksi pertumbuhan industri multifinance pada 2025, namun akan dilakukan review secara berkala dengan mempertimbangkan perkembangan kondisi perekonomian global dan domestik.

"Industri multifinance terus didorong untuk melakukan penguatan manajemen risiko, efisiensi, dan tata kelola, agar strategi diversifikasi berjalan secara prudent dan berkelanjutan. Dengan pendekatan adaptif dan kolaboratif, industri multifinance diyakini dapat menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan yang tetap positif," pungkas Agusman.