- Oleh MC KAB INDRAMAYU
- Selasa, 15 Oktober 2024 | 11:54 WIB
: Dirut BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar (Humas Kominfo)
Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 3 September 2024 | 15:33 WIB - Redaktur: Untung S - 245
Jakarta, InfoPublik – Badan Layanan Umum (BLU) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah berperan penting dalam mendorong pemerataan digitalisasi di Indonesia. Melalui pembangunan infrastruktur yang masif dalam 10 tahun terakhir, terutama di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, BAKTI berhasil memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat di berbagai wilayah, termasuk daerah terpencil.
"Digitalisasi memungkinkan kita untuk lebih efisien dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat, termasuk di daerah terpencil," ujar Direktur Utama BAKTI Kominfo, Fadhilah Mathar, dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9): Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur, yang berlangsung di Media Center Kementerian Kominfo, Jakarta, pada Senin (2/9/2024).
Fadhilah, yang akrab disapa Indah, menjelaskan bahwa infrastruktur digital, termasuk jaringan internet pita lebar, telah menjadi tulang punggung yang mendukung transformasi di berbagai sektor. Dengan pembangunan infrastruktur digital yang masif, Kementerian Kominfo bersama ekosistem digital berhasil meningkatkan penetrasi internet di Indonesia dari 34,9 persen pada 2014 menjadi 79,5 persen dari total populasi penduduk.
"Peningkatan penetrasi internet ini menunjukkan semakin banyak masyarakat yang terhubung ke dunia digital, yang pada gilirannya membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," jelas Indah.
Program digitalisasi yang dijalankan BAKTI tidak hanya terbatas pada pembangunan infrastruktur internet, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas dan aksesibilitas layanan digital di seluruh pelosok negeri. Indah menekankan bahwa salah satu program andalan BAKTI adalah pengembangan infrastruktur telekomunikasi di daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).
Namun, pemerataan infrastruktur digital ini menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menciptakan permintaan (demand) di wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau oleh teknologi digital. Untuk mengatasi tantangan tersebut, BAKTI juga fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui program-program pelatihan digital.
"Kami menyadari bahwa digitalisasi hanya akan berhasil jika masyarakat memiliki keterampilan yang memadai untuk memanfaatkannya. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan untuk menciptakan talenta digital yang siap bersaing di era ekonomi digital," tutup Indah.