- Oleh MC PROV GORONTALO
- Jumat, 4 Oktober 2024 | 13:13 WIB
: Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki memberikan miniatur Masjid Istiqlal kepada Paus Franciskus./Foto Istimewa/Humas Kemenag
Jakarta, InfoPublik – Paus Fransiskus melakukan kunjungan bersejarah ke Masjid Istiqlal pada Kamis pagi (5/9/2024). Dalam kunjungan tersebut, ia disambut oleh Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarrudin Umar, dan tokoh lintas agama.
Dalam kesmepatan itu, Paus memuji keberadaan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Katedral Jakarta, yang menurutnya menjadi simbol kuat persatuan dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
"Sementara di permukaan ada masjid dan katedral yang sering dikunjungi oleh umat beriman masing-masing, di bawah tanah, di sepanjang terowongan, orang-orang dengan perbedaan itu bertemu dan dapat mengakses dunia keagamaan yang lain. Inilah yang dilakukan lorong bawah tanah, yaitu menciptakan ikatan," ujar Paus Fransiskus.
Persatuan Melalui Persahabatan dan Rasa Hormat
Dalam pidatonya, Paus Fransiskus menekankan bahwa persatuan lahir dari ikatan persahabatan, rasa saling menghormati, dan saling menjaga ruang dan ide orang lain. Ia mengajak semua umat beragama untuk bersama-sama memajukan perdamaian, membela martabat manusia, dan melawan kemiskinan.
"Itu adalah ikatan yang memungkinkan kita untuk bekerjasama dalam mengejar tujuan bersama, seperti membela martabat manusia, memerangi kemiskinan, dan memajukan perdamaian," jelas Paus.
Paus Fransiskus juga menyampaikan apresiasinya terhadap Indonesia, yang menurutnya adalah negara dengan mosaik budaya, suku, adat istiadat, dan agama yang sangat kaya. Hal ini, kata Paus, juga tercermin dalam keanekaragaman ekosistem dan lingkungan hidup di Indonesia.
"Terima kasih atas senyum ramah yang selalu terpancar di wajah Anda, itu adalah tanda keterbukaan batin dan kecantikan jiwa. Semoga Allah melestarikan anugerah ini dan dengan pertolongan-Nya, Indonesia terus maju dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika," tambah Paus Fransiskus.
Deklarasi Istiqlal: Simbol Kerukunan Umat Beragama
Kunjungan Paus juga ditandai dengan pembacaan "The Istiqlal Declaration", sebuah deklarasi kerukunan umat beragama yang dibacakan oleh Monsinyur Tri Harsono dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Ismail Cawidu dari Masjid Istiqlal. Deklarasi ini menegaskan pentingnya kerukunan antar agama dalam membangun perdamaian dunia dan kemanusiaan.
Turut hadir dalam acara tersebut, tokoh lintas agama seperti Yahya Cholil Staquf dari Nahdlatul Ulama, Abdul Mu'ti dari Muhammadiyah, serta tokoh agama dari Kristen Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu, dan penghayat kepercayaan.
Dalam kesempatan itu, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki memberikan miniatur Masjid Istiqlal sebagai kenang-kenangan untuk Paus Fransiskus, sebagai bentuk apresiasi atas kunjungan bersejarah itu dan simbol persahabatan antar umat beragama.
Itu adalah lawatan ketiga Paus ke Indonesia. Sebelumnya, Paus Paulus VI mengunjungi Indonesia pada tahun 1970, diikuti oleh Paus Yohanes Paulus II pada 1989. Kunjungan Paus Fransiskus kali ini semakin mempererat hubungan antara umat Katolik dan masyarakat Indonesia yang multikultural dan multiagama.