- Oleh Putri
- Minggu, 13 Oktober 2024 | 07:30 WIB
: Wamenkes Dante Dante Saksono Harbuwono pada acara Puncak World Patient Safety Day (WPSD) 2024/Foto: Kemenkes
Jakarta, InfoPublik - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menekankan bahwa keselamatan pasien adalah tanggung jawab bersama antara manajemen fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), tenaga kesehatan, dan pasien.
Sejalan dengan hal tersebut, tema Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2024 atau World Patient Safety Day (WPSD) 2024 adalah Meningkatkan Diagnosis untuk Keselamatan Pasien.
Wamenkes Dante pada acara Puncak WPSD 2024 menyatakan bahwa keselamatan pasien adalah hak asasi setiap individu yang membutuhkan perawatan medis. Ia juga menggarisbawahi pentingnya menjaga mutu layanan bagi seluruh pasien tanpa memandang status sosial.
“Setiap orang yang memasuki fasilitas kesehatan, baik besar maupun kecil, berhak mendapatkan pelayanan yang aman dan bermutu," kata Wamenkes Dante melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Kamis (19/9/2024).
Namun, ia menyadari bahwa masih ada berbagai tantangan yang dihadapi oleh manajemen fasyankes dan tenaga kesehatan terkait keselamatan pasien, yaitu kesalahan penanganan medis, infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh pasien selama dirawat di rumah sakit, dan masalah lainnya seperti misdiagnosis.
Menurutnya, berbagai tantangan tersebut tidak dapat diselesaikan hanya dengan menerapkan prosedur teknis, tetapi juga upaya membangun budaya keselamatan dan keamanan yang berorientasi kepada pasien.
“Layanan kesehatan yang dibangun tidak hanya terkait prosedur teknis, tetapi juga terkait membangun budaya keselamatan dan keamanan pasien diseluruh fasilitas layanan kesehatan,” kata Wamenkes Dante.
Untuk membangun budaya ini, dibutuhkan peran aktif dari pasien dan tenaga kesehatan, yang diharapkan dapat melibatkan pasien secara aktif dalam proses perawatan. Karena pasien adalah orang yang paling mengetahui dan peduli dengan kondisi kesehatan mereka.
Selain itu, Wamenkes Dante menegaskan pentingnya berbagai pelatihan penunjang yang dapat mendukung kemampuan tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien.
“Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus memastikan bahwa para tenaga kesehatannya memiliki dukungan, pelatihan, dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk memberikan perawatan yang aman dan nyaman bagi pasien,” kata Wamenkes Dante.
Sesuai dengan tema WPSD 2024 yaitu Improving Diagnosis for Patient Safety atau Meningkatkan Diagnosis untuk Keselamatan Pasien, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya juga menyoroti pentingnya ketepatan diagnosis.
Ia juga menilai misdiagnosis merupakan kegagalan tenaga kesehatan dalam memberikan penjelasan dan komunikasi, serta melakukan tindakan yang tepat waktu terkait keselamatan pasien. Misdiagnosis mencakup diagnosis yang tertunda, salah, atau terlewatkan.
"Meningkatkan ketepatan diagnosis sangat penting untuk mencegah kesalahan dalam bentuk terapi yang dapat menyebabkan kecacatan atau tuduhan malapraktik. Tuduhan malapraktik itu tentu saja tidak kita inginkan bersama,” kata Azhar.
Untuk mencapai ketepatan diagnosis, Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenkes Yanti Herman menekankan pentingnya keterlibatan aktif pasien selama proses pemeriksaan kesehatan.
Ia menyebutkan beberapa intervensi yang dapat mendukung kelancaran perawatan pasien antara lain riwayat kesehatan lengkap pasien, pemeriksaan klinis yang menyeluruh, peningkatan akses terhadap tes diagnostik.
"Kemudian penerapan metode untuk mengukur dan belajar dari kesalahan yang sudah terjadi, serta adopsi solusi berbasis teknologi," kata Yanti.