- Oleh Wandi
- Rabu, 5 Februari 2025 | 21:25 WIB
: Kepala BPJPH Haikal Hassan./Foto Istimewa/Humas BPJPH
Oleh Wandi, Minggu, 12 Januari 2025 | 21:17 WIB - - 651
Jakarta, InfoPublik - Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) terus berupaya memperkuat edukasi Jaminan Produk Halal kepada pelaku usaha dan masyarakat guna mengoptimalkan potensi ekonomi industri produk halal.
Upaya dilakukan dengan menggelar Bincang Bareng yang dihadiri oleh Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan bersama para ulama dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah.
"Ini (bincang bareng) pertama kali kita adakan di sini (BPJPH). Hari ini dengan para ulama dan para tokoh. Nanti juga akan ada dengan jurnalis, pengusaha mikro, kecil, dan seterusnya. Ini penting sebab kita semua memiliki potensi ekonomi halal yang sangat besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional." kata Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan dalam siaran persnya yang diterima InfoPublik, Minggu (12/1/2024)
"Alhamdulillah kita setiap hari selalu sosialisasikan, edukasikan kepada masyarakat, lewat simpul massa yang selanjutnya akan diteruskan ke masyarakat soal sertifikasi halal yang terus kita genjot dan gencarkan ini, yang insya Allah pada gilirannya nanti mampu berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi 8% sebagaimana dicanangkan oleh Bapak Presiden Prabowo," lanjut Babe Haikal, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Babe Haikal menjelaskan bahwa besarnya potensi ekonomi industri halal memang sangat terbuka lebar. Menilik data perdagangan produk halal yang ada saja menunjukkan bahwa Indonesia mencatatkan ekspor produk halal senilai USD 41,42 miliar, atau setara Rp673,90 triliun, untuk periode Januari–Oktober 2024.
Pada periode yang sama, surplus neraca perdagangan produk halal Indonesia mencapai USD 29,09 miliar. Ekspor produk halal dapat mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 % sebagaimana dicanangkan oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto.
Jika menilik kinerja ekspor produk halal per sektor periode Januari hingga Oktober 2024, sektor makanan olahan mendominasi nilai ekspor yang sebesar USD 33,61 miliar, diikuti pakaian muslim USD 6,83 miliar, farmasi USD 612,1 juta, dan kosmetik USD 362,83 juta.
"Dalam konteks ini kita harus apresiasi kolaborasi para pemangku kepentingan dalam mendorong kinerja ekspor produk halal Indonesia. Tetapi ini bukan hasil akhir, melainkan awal di mana kita harus terus berupaya meningkatkan produktivitas industry halal untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen produk halal terbesar dunia," katanya.
Sementara potensi perdagangan produk halal global, lanjutnya, terus meningkat ditandai data SGIE Report yang menunjukkan bahwa angka belanja masyarakat muslim global diproyeksikan akan terus meningkat. Dan itu menunjukkan potensi besar pengembangan ekonomi syariah dunia.
"Oleh karena itulah, edukasi dan literasi halal seperti ini perlu kita tingkatkan bersama-sama dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk para ulama, asatidz, dan tokoh masyarakat di seluruh Indonesia," lanjut Babe Haikal menegaskan.
Senada dengan Babe Haikal, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat, memaparkan data yang meng-capture besarnya potensi industri dan perdagangan produk halal. Dikatakannya, spending atau angka belanja masyarakat muslim global diproyeksikan akan terus meningkat, dan itu menunjukkan potensi besar pengembangan ekonomi syariah dunia.
Pengeluaran konsumen muslim global adalah sebesar US$2,29 triliun di enam sektor ekonomi riil (2022) dan diproyeksikan mencapai US$3,1 triliun pada tahun 2027."
"Perkembangan ke 6 sektor rill itu didukung oleh sektor keuangan syariah sebagai enabler yang pada 2021/2022 asetnya mencapai US$3,9 triliun, diproyeksikan meningkat hingga US$5,9 triliun pada 2025/2026." kata Sutan.
Dalam lima besar negara eksportir makanan halal terbesar ke negara OKI, lanjutnya, justru didominasi oleh negara sepak bola (Brazil). Di sisi lain, Indonesia merupakan negara nomor satu sebagai pasar bagi makanan dan minuman halal terbesar di dunia.
Dalam kesempatan itu, sejumlah ulama dan perwakilan ormas juga diberikan kesempatan untuk memberikan masukan, usulan dan saran terbaik dalam upaya bersama untuk mendorong edukasi sertifikasi halal dan literasi ekonomi halal kepada masyarakat. Mereka juga memberikan dukungan terhadap program pemerintah mandatory sertifikasi halal yang dilaksanakan melalui BPJPH.
"Kita perlu menyampaikan pentingnya halal tidak hanya makanan minuman tapi juga juga obat-obatan, kosmetik, barang gunaan dan sebagainya, sehingga apa yang kita konsumsi betul-betul sudah terjamin (bersertifikat) halal. Atas acara ini kita ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan semoga ke depannya betul-betul efektif untuk memperkenalkan edukasi halal kepada masyarakat." ungkap KH Hasan Bisri, Pengurus Majelis Keluarga Indonesia dan Ketua Asosiasi Rukyah Syari Indonesia.