Kepala BPOM Dorong PT Cendo untuk Ekspor dan Perkuat Industri Farmasi Nasional

: Kepala BPOM Taruna Ikrar saat melakukan kunjungan ke PT Sanbe Farma/Foto: Badan POM


Oleh Putri, Sabtu, 18 Januari 2025 | 20:42 WIB - Redaktur: Untung S - 228


Jakarta, InfoPublik – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, menyatakan dukungannya agar PT Cendo Pharmaceutical Industries (PT Cendo) membuka diri untuk ekspor ke luar negeri. Hal itu disampaikannya saat melakukan kunjungan dan berdiskusi dengan jajaran PT Cendo di Cisirung, Bandung.

“Kalau pasar Indonesia sudah dikuasai, coba untuk ekspor. Cendo mempunyai potensi tidak hanya di lingkup nasional, melainkan juga di internasional karena sangat spesifik sekali,” kata Taruna Ikrar, seperti dikutip InfoPublik, Sabtu (18/1/2024).

Taruna mengungkapkan ada dua hal yang menonjol dari PT Cendo, yaitu inovasi produk yang berbeda dari perusahaan lain. Pertama, PT Cendo memiliki banyak paten, dan kedua, perusahaan ini mengembangkan berbagai produk untuk kesehatan mata yang sangat spesial. Hal ini memberikan potensi besar bagi perusahaan untuk berkembang di pasar global.

Direktur PT Cendo, Donny Hardiana, menyampaikan komitmen perusahaan untuk mendukung agenda peningkatan maturitas industri farmasi Indonesia melalui penerapan teknologi mutakhir, inovasi berkelanjutan, dan penguatan manajemen mutu. “Selama 25 tahun terakhir, PT Cendo khusus mengembangkan inovasi penting, yaitu produk sediaan tetes mata tanpa pengawet yang aman digunakan hingga 3×24 jam setelah dibuka,” kata Donny.

Setelah dari PT Cendo, Kepala BPOM bersama rombongan melanjutkan kunjungan ke PT Sanbe Farma. Di Sanbe Farma, Taruna Ikrar menyatakan BPOM berkomitmen untuk memberikan pendampingan dan dukungan penuh, terutama dalam proses regulasi, evaluasi, dan sertifikasi produk.

“Terlebih saat ini, BPOM sedang berjuang memperoleh status World Health Organization (WHO) Listed Authority/WLA. Salah satu poin yang dinilai adalah sejauh mana industri mematuhi dan memenuhi ketentuan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan BPOM,” ujar Taruna.

Owner PT Sanbe Farma, Jahja Santoso, menyampaikan bahwa kunjungan BPOM sangat berarti, mengingat tujuan dan visi yang sama untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Sanbe Farma telah mulai membuat pabrik untuk mononoclonal antibody drug substance (mAbs DS) atau bahan baku obat, dengan harapan pabrik ini mulai beroperasi pada medio 2026.

“Baik proses downstream maupun upstream yang mudah-mudahan mulai beroperasi di medio 2026. Dengan bimbingan BPOM, diharapkan ini akan menjadi pabrik pembuat bahan baku monoclonal antibody yang pertama di Indonesia,” kata Jahja.

Monoclonal antibody merupakan salah satu inovasi terdepan dalam terapi medis modern, yang telah memberikan dampak besar dalam pengobatan berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit autoimun, dan infeksi berat. Dengan adanya fasilitas produksi ini di dalam negeri, Indonesia akan semakin mandiri dalam penyediaan obat esensial dan terapi inovatif, serta mengurangi ketergantungan impor produk bioteknologi.

“Selain teknologi, PT Sanbe Farma juga fokus terhadap pengembangan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Setidaknya terdapat 300 lebih apoteker yang mendukung keberhasilan PT Sanbe Farma,” tambah Jahja.

Sinergi antara BPOM dengan PT Cendo dan PT Sanbe Farma sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang sehat dan berkelanjutan di sektor farmasi. Hal ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan komitmen untuk memperkuat sektor kesehatan dan teknologi nasional demi kesejahteraan rakyat serta menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan berdaya saing tinggi.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Selasa, 18 Februari 2025 | 23:07 WIB
Menko PMK Ajak Anak Muda Jadi Problem Solver di Era Disrupsi
  • Oleh Putri
  • Jumat, 14 Februari 2025 | 23:56 WIB
BPS Dukung Sediakan Data untuk Kemenko PMK