- Oleh Putri
- Minggu, 9 Februari 2025 | 21:36 WIB
: Wamenkes Dante Saksono Harbuwono dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Banten/Foto: Kemenkes
Jakarta, InfoPublik – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Banten sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dalam upaya eliminasi Tuberkulosis (TB) pada 2030.
Kunjungan itu mencakup Desa Tembong, Posyandu Kenanga, Puskesmas Carita, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten, dan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Banten.
Dante, dalam keterangannya pada Sabtu (18/1/2025), menegaskan bahwa sinergi lintas sektor sangat penting dalam penanggulangan TB. Ia menyebutkan bahwa peran kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah menjadi kunci utama dalam keberhasilan program ini.
"Desa Siaga TB seperti Desa Tembong adalah inspirasi nasional untuk menekan angka kasus dan meningkatkan keberhasilan pengobatan TB,” ujar Dante.
Ia mengapresiasi inovasi lokal yang dilakukan oleh Desa Tembong, seperti program Kejar Skrining dan Tangani TB Sampai Tuntas (JARING TAS) serta Kader Ngajemput Dahak (KAJEDAK). Kedua program ini telah berhasil meningkatkan cakupan penemuan kasus TB secara signifikan. Dante menyarankan agar inovasi ini terus didukung dan direplikasi di wilayah lain.
Dengan target eliminasi TB pada 2030, Dante mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama. “Desa Tembong adalah contoh nyata bagaimana pendekatan berbasis masyarakat dapat membawa dampak besar. Model ini perlu diperluas ke desa-desa lain di Indonesia,” kata Dante.
Berdasarkan laporan Global TB Report 2024, Indonesia menduduki peringkat kedua dunia dengan estimasi 1.090.000 kasus TB baru setiap tahun dan 125 ribu kematian akibat TB. Salah satu upaya strategis yang dilakukan adalah pengembangan Desa Siaga TB, seperti di Desa Tembong, yang berperan menciptakan masyarakat peduli, tanggap, dan mandiri dalam penanganan TB.
Desa Tembong, Desa Bebas TB dengan Inovasi Lokal
Desa Tembong di Kecamatan Carita berhasil menjadi Desa Bebas TB berkat inovasi dan kolaborasi lintas sektor. Program unggulan seperti Respati (Remaja Sehat Pejuang Tangguh Berinovasi) dan KAJEDAK terbukti efektif dalam mendeteksi, memantau, dan menuntaskan pengobatan kasus TB.
Melalui program JARING TAS, cakupan skrining TB meningkat secara signifikan. Mulai 2022 hingga 2024, Desa Tembong mencatatkan peningkatan keberhasilan pengobatan hingga tidak ada pasien yang putus berobat atau gagal pengobatan.
Keberhasilan Inisiatif Desa Tembong:
Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan pendekatan berbasis masyarakat, desa dapat berperan besar dalam penanggulangan penyakit menular seperti TB. Pemerintah berharap model ini dapat menjadi inspirasi dan diimplementasikan di berbagai desa di Indonesia untuk mewujudkan eliminasi TB pada 2030.