- Oleh Putri
- Minggu, 9 Februari 2025 | 21:36 WIB
: Kepala BPOM Taruna Ikrar saat kegiatan Nota Kesepahaman Sinergitas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bersama Badan Gizi Nasional (BGN)/Foto: Badan POM
Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menandatangani Nota Kesepahaman terkait Sinergitas Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Penandatanganan yang dilaksanakan pada Kamis (23/1/2025) ini menandai komitmen untuk menyukseskan program MBG yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.
"MBG merupakan investasi penting bagi masa depan bangsa.Kita wajib mendukung gerakan MBG. Segala apapun, tanpa alasan, BPOM menjadi pendukung utama MBG,” tegas Taruna melalui keterangan resminya yang diterima InfoPublik Jumat (24/1/2025).
Lanjutnya, komitmen tersebut berakar pada urgensi pemenuhan kebutuhan gizi yang tepat bagi seluruh anak Indonesia. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen.
Selain itu, sekitar 60,8 persen anak-anak Indonesia mengalami anemia. Dengan kata lain, hanya kurang dari 20 persen anak di Indonesia yang memiliki kecukupan gizi yang sesuai dengan standar kesehatan.
Oleh karena itu, Taruna mengatakan program MBG menjadi langkah krusial dalam memastikan pemenuhan gizi yang seimbang bagi anak-anak Indonesia.
Dadan Hindayana mengatakan program MBG ini penting sekali karena terkait dengan prognosis demografi Indonesia. Pada 2045, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 324 juta jiwa, dengan sebagian besar berasal dari keluarga berlatar pendidikan rendah.
Di wilayah percobaan BGN, sekitar 60 persen anak tidak pernah mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, serat, dan mineral. Selain itu, banyak anak yang tidak mampu mengakses susu karena keterbatasan ekonomi.
Salah satu fokus utama dalam program MBG adalah pemenuhan komposisi gizi yang seimbang. Tiga target lainnya yang menjadi perhatian BGN adalah pemenuhan kalori sesuai dengan tahap pertumbuhan anak.
”Kemudian aspek higienis dan keamanan pangan. BPOM memiliki peran penting dalam memastikan aspek higienis dan keamanan pangan dalam program ini,” kata Dadan
BPOM melalui unit pelaksana teknis di daerah akan mengawasi keamanan pangan MBG sepanjang rantai penyediaannya, mulai dari proses produksi, hingga distribusi kepada masyarakat.
Nota kesepahaman ini juga mencakup upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam penyediaan pangan bergizi, serta pendampingan bagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Dengan adanya nota kesepahaman ini, BPOM dan BGN berharap dapat menyusun langkah-langkah strategis bersama dalam mengawal pelaksanaan program MBG.
Kerja sama ini diharapkan memberikan kontribusi nyata dalam mencapai tujuan Indonesia Emas 2045, dengan menghasilkan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berkualitas.