- Oleh Wandi
- Senin, 10 Februari 2025 | 08:03 WIB
: Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat berupaya meningkatkan kualitas olahraga Indonesia dengan menjajaki kerja sama dengan Cina, salah satu negara terkuat dalam olahraga dunia. Hal ini mengemuka dalam pertemuan Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman dengan Presiden Scholars of Indonesia China Network (SINO), Qonidah Salsabila Senja, pada, Jumat (24/1/2024)./Foto Humas KONI Pusat
Jakarta, InfoPublik - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat berupaya meningkatkan kualitas olahraga Indonesia dengan menjajaki kerja sama dengan Cina, salah satu negara terkuat dalam olahraga dunia.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman dengan Presiden Scholars of Indonesia China Network (SINO), Qonidah Salsabila Senja, pada, Jumat (24/1/2024).
Cina berhasil menempati peringkat kedua dalam Olimpiade Paris 2024 dengan perolehan 40 medali emas, sama dengan Amerika Serikat. Namun, Cina kalah jumlah dalam perolehan medali perak dan perunggu, yaitu 27 perak dan 24 perunggu, dibandingkan Amerika Serikat yang memperoleh 44 perak dan 42 perunggu. Pencapaian ini membuktikan konsistensi Cina sebagai kekuatan olahraga dunia.
Dalam pertemuan tersebut, Salsa, yang merupakan mahasiswa S3 Tsinghua University dan alumni S2 Beijing Sport University, menyampaikan kesiapannya untuk membantu KONI Pusat menjalin kerja sama dengan universitas olahraga terkemuka di Cina. Salsa menyoroti bagaimana sistem olahraga Cina telah terintegrasi sejak usia dini, di mana anak-anak diarahkan oleh guru konseling untuk menjadi atlet sesuai potensinya. Bahkan, kebugaran fisik menjadi salah satu syarat masuk universitas di Cina.
“Kami siap membantu KONI Pusat bekerja sama dengan universitas olahraga di Cina seperti Beijing Sport University, Capital of Physical Education, dan Tsinghua University. Kerja sama ini bisa menjadi langkah strategis untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia,” ujar Salsa.
Ketum KONI Pusat, Marciano Norman, menyambut baik inisiatif ini. “Saya rasa ini luar biasa. Tahun 2025 ini, kami ingin segera membuka peluang kerja sama dengan universitas olahraga di Cina,” tegas Marciano. Ia juga berencana menghubungkan Forum Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) di Indonesia untuk memperluas kerja sama.
Marciano menekankan pentingnya pembinaan olahraga yang didukung penuh oleh pemerintah. Ia mengapresiasi peran aktif pemerintah Cina dalam mendukung pengembangan olahraga, yang terlihat dari anggaran olahraga Cina pada 2019 yang mencapai Rp20 triliun, jauh melampaui anggaran olahraga Indonesia pada 2021 yang hanya Rp322,6 juta untuk olahraga khusus.
Selain pembinaan atlet, Salsa menyebutkan peluang kerja sama dalam industri olahraga. “Cina juga berpotensi melakukan investasi industri olahraga di Indonesia, yang bisa memberikan dampak positif bagi ekosistem olahraga di Tanah Air,” katanya.
Marciano optimistis bahwa kerja sama ini akan memberikan dampak signifikan, tidak hanya dalam hal prestasi tetapi juga dalam pembangunan industri olahraga. Rencana kunjungan ke universitas dan fasilitas olahraga di Cina bersama Forum Dekan FIK di Indonesia menjadi langkah konkret yang akan diambil dalam waktu dekat.
Kerja sama Indonesia dan Cina di bidang olahraga diharapkan dapat membawa lompatan besar bagi prestasi olahraga Indonesia di kancah internasional. Dengan dukungan strategi pembinaan atlet, pengembangan sport science, dan investasi industri olahraga, Indonesia optimistis mampu bersaing di tingkat global.