Wamensos: MBG Dapat Entaskan Kemiskinan

: Petugas menyiapkan menu makan siang untuk didistribusikan ke sekolah-sekolah pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Lanud Adi Soemarmo, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (6/1/2025). Pemerintah mulai hari ini mengoperasikan 190 satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG) atau dapur MPG yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia dan berharap target 937 dapur MBG dapat tercapai pada akhir Januari 2025. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/nz.


Oleh Eko Budiono, Kamis, 6 Februari 2025 | 16:17 WIB - Redaktur: Untung S - 325


Jakarta, InfoPublik - Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono menyatakan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat mengentaskan kemiskinan, dan berdampak pada perekonomian daerah.

"Program MBG itu tidak semata akan menyiapkan Generasi Emas di 2045, tetapi bagaimana kemudian dengan adanya aliran uang ke desa-desa, sebesar Rp6 miliar-Rp7 miliar, itu akan menimbulkan dinamika ekonomi," ujar Agus Jabo dalam keterangan resmi, Rabu (5/2/2025).

Agus Jabo menegaskan, pengentasan kemiskinan menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Upaya percepatan dilakukan melalui program MBG serta pemberdayaan masyarakat, seperti Program Keluarga Harapan (PKH).

"Pak Presiden Prabowo ingin permasalahan kemiskinan di Indonesia itu secepatnya selesai," katanya.

Menurutnya, pemberantasan kemiskinan bukan perkara mudah. Oleh karena itu, diperlukan program yang efektif seperti MBG, yang tidak hanya memastikan pemenuhan gizi bagi anak dan ibu hamil atau menyusui, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi hingga ke pelosok desa yang dapat berdampak langsung pada penurunan angka kemiskinan.

Wamensos mengemukakan, Kemensos juga mengakselerasi upaya pemberantasan kemiskinan, yang salah satu strateginya, yakni mendorong 18,8 juta penerima bantuan sosial dan 10 juta penerima PKH agar berdaya dan mandiri.

"Saya di Kemensos ini bersama Pak Menteri Sosial Saifullah Yusuf, bagaimana kita harus mendorong (penerima bansos atau PKH) bergraduasi, mengubah masyarakat miskin ini menjadi berdaya. Yang selama ini hanya menerima bantuan, besok harus berproduksi," katanya.

Menurut Agus, keluarga miskin yang ingin bekerja akan difasilitasi dengan lapangan pekerjaan, sementara yang ingin berwirausaha akan diberikan akses usaha, termasuk melalui koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sinergi dan kolaborasi antar-kementerian juga menjadi kunci utama dalam keberhasilan pemberantasan kemiskinan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Rabu, 19 Maret 2025 | 17:42 WIB
Mendagri Imbau Pemda Ikuti Arahan Presiden soal Pengangkatan CASN