Kemendikdasmen Dorong Pendidikan Bermutu untuk Semua lewat Partisipasi Semesta

: Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat (Foto: Dok Kemendikdasmen)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Jumat, 16 Mei 2025 | 20:08 WIB - Redaktur: Untung S - 266


Jakarta, InfoPublik – Pendidikan di Indonesia tengah berada di persimpangan penting. Di satu sisi, potensi generasi muda begitu besar, namun di sisi lain, tantangan struktural masih menghantui: mulai dari kualitas guru, kesenjangan akses pendidikan, hingga keterbatasan infrastruktur dan kurikulum yang belum adaptif.

Dalam menghadapi tantangan ini, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat menegaskan bahwa visi “Pendidikan Bermutu untuk Semua” adalah jawaban masa depan Indonesia. Hal itu disampaikannya dalam acara Studium Generale Muktamar ke-15 Persatuan Umat Islam (PUI), di Medan, Kamis (15/5/2025).

“Kita ingin pendidikan dinikmati oleh semua kalangan, tanpa terkecuali. Pendidikan bermutu harus adil, adaptif, dan inklusif,” tegas Wamen Atip.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Wamen Atip memaparkan empat program strategis yang menjadi bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden, yaitu: Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan, Digitalisasi Pembelajaran, Insentif bagi Guru Non-ASN, dan Bantuan Biaya Pendidikan untuk Guru Melanjutkan Studi D4/S1.

“Kesejahteraan guru adalah titik awal dari pendidikan bermutu. Guru yang sejahtera akan lebih fokus dan profesional dalam mendidik,” ujarnya.

Ia menambahkan, guru dan tenaga kependidikan lainnya seperti kepala sekolah, pengawas, laboran, dan pustakawan, harus memiliki kompetensi tinggi dan mendapat dukungan penuh, baik dari sisi pelatihan maupun kesejahteraan.

Selain peningkatan sarana dan SDM, Wamen Atip juga menyoroti pentingnya pembelajaran adaptif bermakna—pendekatan yang memperhatikan gaya belajar tiap siswa agar mereka bisa berkembang sesuai potensinya.

Tak kalah penting, ia menegaskan pentingnya lingkungan sosial yang mendukung, mulai dari keluarga, komunitas sekolah, tokoh agama, hingga media digital. Semua harus menjadi ekosistem yang sehat untuk tumbuh kembang anak.

“Pendidikan itu bukan tugas sekolah saja. Orang tua, masyarakat, bahkan dunia usaha juga harus terlibat aktif,” ucapnya.

Dalam konteks inklusivitas, pendidikan harus menjangkau semua anak Indonesia, termasuk mereka yang tinggal di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Ini termasuk jaminan pembiayaan, akses wajib belajar 13 tahun, serta dukungan khusus bagi anak-anak bertalenta agar bisa berkontribusi secara global.

Mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua tak bisa dilakukan sendiri. Pemerintah menerapkan pendekatan partisipasi semesta, mengajak semua unsur masyarakat turut andil.

“Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, organisasi, komunitas, lembaga swasta, hingga dunia usaha melalui program CSR,” ungkap Wamen Atip.

Ia menutup paparannya dengan apresiasi kepada Persatuan Umat Islam (PUI) sebagai mitra strategis pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Terima kasih kepada PUI yang selama ini konsisten mendukung pendidikan. Kolaborasi inilah yang akan membawa kita menyongsong Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 10 Juni 2025 | 08:10 WIB
Mendikdasmen: Keluarga Kunci Pendidikan Karakter Anak Sejak Dini
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 10 Juni 2025 | 08:05 WIB
Wamendikdasmen Peringatkan Brain Rot, Serukan Batasi Gawai untuk Anak
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Minggu, 8 Juni 2025 | 12:17 WIB
TKA Resmi Ditetapkan, Jadi Instrumen Baru Penjaminan Mutu Pendidikan Nasional
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Minggu, 8 Juni 2025 | 12:03 WIB
Sinergi Pusat-Daerah, Wujudkan Sekolah Aman, Layak, dan Bermutu untuk Semua
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Kamis, 5 Juni 2025 | 11:19 WIB
Kemendikdasmen Siapkan Skema Afirmasi untuk Guru Non-S1 Usia 50 Tahun ke Atas
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 4 Juni 2025 | 20:45 WIB
Kemendikdasmen Siapkan 1.515 Guru Baru untuk Sekolah Rakyat