- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Rabu, 18 Juni 2025 | 16:07 WIB
: Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) Taufik Hidayat yang hadir membuka kejuaraan menyebut gateball sebagai cabang yang memiliki nilai kompetitif dan sportivitas tinggi./Foto Istimewa/Humas Kemenpora
Cibinong, InfoPublik– Di tengah dominasi cabang olahraga populer, gateball diam-diam mengukuhkan eksistensinya. Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Gateball 2025 yang digelar di kompleks Stadion Pakansari, Cibinong, menjadi bukti nyata bahwa olahraga berbasis strategi dan ketangkasan ini semakin diminati, baik oleh atlet muda maupun veteran.
Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) Taufik Hidayat yang hadir membuka kejuaraan menyebut gateball sebagai cabang yang memiliki nilai kompetitif dan sportivitas tinggi.
“Olahraga ini bukan sekadar permainan, tapi juga melatih konsentrasi, strategi, dan kerja tim. Momentum seperti ini penting untuk memperluas basis partisipasi masyarakat,” ujar Wamen Taufik sebagaimana dilansir Kemenpora, Jumat (16/5/2025).
Gateball selama ini dikenal sebagai olahraga rekreasi yang digemari berbagai kalangan usia. Namun melalui Kejurnas yang diikuti 32 tim dari berbagai provinsi, PB PERGATSI ingin mengubah persepsi itu. Ketua Umum PB PERGATSI, Diana Kusumastuti, bahkan menaruh harapan besar agar gateball masuk dalam cabang resmi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 di NTB-NTT, bahkan SEA Games mendatang.
“Dukungan dari pemerintah menjadi sangat penting untuk membawa gateball ke level yang lebih tinggi. Kami sudah buktikan bahwa pembinaan berjalan dan antusiasme tumbuh. Sekarang saatnya membuka jalan ke ajang multievent,” kata Diana.
Kompetisi tahun ini mempertandingkan 11 nomor, dari tunggal hingga beregu campuran. Dengan sistem setengah kompetisi dan eliminasi, Kejurnas ini menjadi ajang seleksi sekaligus laboratorium taktik bagi para atlet.
Meski belum sepopuler sepak bola atau bulu tangkis, gateball menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Jika konsistensi pembinaan dijaga dan peluang masuk PON dan SEA Games direalisasikan, bukan tak mungkin Indonesia akan mencetak prestasi internasional dari cabang yang selama ini dianggap “minor”.