- Oleh Wahyu Sudoyo
- Senin, 23 Juni 2025 | 08:05 WIB
: Menkomdigi Meutya Hafid dalam audiensi dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI) di kantor Kemkomdigi, Jakarta, pada Jumat (16/5/2025). (foto: Humas Kemkomdigi)
Oleh Wahyu Sudoyo, Jumat, 16 Mei 2025 | 23:48 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 311
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mendorong industri gim nasional sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi karena memiliki skala dan kontribusi sangat besar. Industri tersebut juga trennya cenderung terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
“Kita paham bahwa industri gim menjadi industri yang cukup, atau bahkan amat besar, dan dengan kecenderungan meningkat terus. Ini tentu kita harapkan juga dalam gerakan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional ke delapan persen," ujar Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, dalam keterangannya terkait audiensi dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI) di kantor Kemkomdigi, Jakarta, pada Jumat (16/5/2025).
Menkomdigi Meutya menekankan perlunya pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pelaku industri. Karena itu, pihak Kemkomdigi sudah berbicara juga dengan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf). Pasalnya, ini adalah salah satu industri yang bisa didorong untuk pertumbuhan ekonomi nasional ke delapan persen
Pemerintah dinilai tidak hanya melihat potensi industri gim dari sisi ekonomi, tetapi juga berusaha merancang kebijakan yang tepat sasaran melalui dialog langsung dengan pelaku industri.
“Kami percaya perlu memahami kebutuhan dan aspirasi dari para pelaku industri, tidak hanya gim lokal, kita menerima banyak sekali industri di sini, tetapi juga terkhusus hari ini dari gim lokal sebagai kunci untuk sinergi mewujudkan cita-cita pertumbuhan ekonomi nasional tersebut,” jelas Menkomdigi.
Untuk memanfaatkan potensi itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Ekosistem Digital Kemkomdigi, Edwin Hidayat Abdullah menyatakan akan meluncurkan program Innovation Hub di tiga kota besar: Jakarta, Medan, dan Surabaya guna mendukung pendirian studio baru dan pelatihan talenta.
Selain itu, Kemkomdigi menyiapkan Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) yang akan digelar pada 9–11 Oktober di Bali sebagai puncak konsolidasi industri gim nasional.
“Gim ini juga untuk pengembangan. Sebenarnya kami ada program kerja sama, kami menyebutnya innovation hub, mendorong perusahaan-perusahaan baru untuk mengembangkan perusahaan gim dan juga pengembangan talenta," ungkap Edwin Hidayat Abdullah.
Ketua Umum AGI, Shafiq Husein, mengungkapkan bahwa valuasi pasar gim global saat ini telah mencapai US$ 187 miliar, dua kali lipat dari gabungan industri film dan musik.
Indonesia sendiri mencatatkan nilai pasar sebesar Rp30 triliun, tertinggi di Asia Tenggara dan peringkat ke-15 dunia. Namun, pengembang lokal hanya menikmati 2,5 persen dari nilai pasar nasional.
“Saat ini, pemasukan pengembangan gim lokal hanya sebesar 750 miliar per tahun atau setara hanya 2,5 persen dari pasar Indonesia sendiri. Berarti 97,5 persen memang larinya ke gim luar. Kemudian, industri lokal juga terhambat untuk akses pendanaan awal agar dapat bersaing dengan produk asing di pasar sendiri,” ungkapnya.
Menurut Shafiq, salah satu momen penting yang dinantikan oleh para pelaku industri adalah IGDX yang akan diselenggarakan pada Oktober 2025 mendatang di Bali. Ajang ini menjadi sorotan internasional karena akan dihadiri pemain besar dunia.
“IGDX ini sudah masuk ke peta jalan global, Bu. Bahkan Sony PlayStation untuk pertama kalinya akan hadir tahun ini di IGDX Bali. Steam juga hadir pertama kali datang ke Indonesia itu di acara IGDX juga. Tahun ini, temanya PlayStation,” kata Shafiq.
Menyikapi hal itu, Meutya Hafid meminta jajarannya untuk segera memetakan berbagai potensi kolaborasi konkret sebagai tindak lanjut dari dialog dengan pelaku industri.
“Kita masih punya waktu. Jadi sekarang disisir dulu apa yang bisa dikolaborasikan, nanti dilaporkan kepada saya minggu depan untuk diputuskan mana yang bisa kita bantu. Pada prinsipnya tentu kita ingin, dengan keterbatasan di sini, kita ingin sekali bisa membantu dengan ekosistem kita,” pungkas Meutya Hafid.