:
Oleh MC KABUPATEN TUBAN, Senin, 31 Juli 2023 | 13:14 WIB - Redaktur: Juli - 180
Tuban, InfoPublik - Bentangan alam yang luas dan demografi masyarakat beragam menjadikan Kabupaten Tuban memiliki kekayaan seni budaya. Salah satunya kesenian Thak-thakan asal Kecamatan Tambakboyo.
Kesenian asli Kabupaten Tuban ini mulai merambah event internasional pada kegiatan Asia Africa Festival (AAF) 2023 di Kota Bandung, Sabtu (29/7/2023) lalu, pada parade seni budaya ini, kesenian thak-thakan Gembong Singolawe asal Desa Belikanget, Kecamatan Tambakboyo, bersama Cung Nduk Tuban dan Wahyudi Carnival menghibur warga Bandung yang memadati Jalan Asia Afrika Kota Bandung.
Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, bersama Kepala Disbudporapar Tuban, Emawan Putra Muhammad menyaksikan parade seni budaya yang rutin digelar Pemkot Bandung.
Hadir pula pada kesempatan ini, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, Plh. Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, dan delegasi dari 17 negara di antaranya, Pakistan, Sri Lanka, Libya, Sudan, Filipina, Syiria, Nigeria, Kenya, Korea Utara, Bangladesh, Zimbabwe, India, Laos, Malaysia, Thailand, serta Mozambik.
Bupati Tuban menyampaikan rasa bangganya karena kesenian Thak-Thakan bisa dikenal di tingkat nasional bahkan internasional. Partipasi kesenian Thak-thakan pada ajang Asia Africa Festival menjadi wahana promosi potensi wisata dan budaya di Kabupaten Tuban. Respon yang ditujukan masyarakat juga sangat bagus, mulai dari garis start hingga finish.
“Ini menunjukkan bahwa kesenian asli Tuban diminati warga dunia. Dari Tuban menuju dunia,” kata bupati, Senin (31/7/2023).
Selain itu, lanjut dia, generasi muda di Kabupaten Tuban diharapkan dapat memaksimalkan potensi yang ada, baik wisata alam, seni budaya, maupun kriya (kerajinan tangan).
Terkhusus potensi seni budaya, kata dia, dapat dikreasikan sedemikian rupa tanpa meninggalkan pakem dan bentuk otentiknya, karena hal tersebut menjadi kekhasan dan daya tarik tersendiri terhadap suatu karya.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Tuban, Emawan Putra Muhammad saat dikonfirmasi Senin (31/7) menjelaskan, kesenian asli Tuban ini telah memiliki sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Budaya Intelektual Kementerian Hukum dan HAM akhir 2022.
Selain mengikuti kegiatan AAF 2023, pada Minggu (30/7) pagi, kesenian Thak-Thakan juga memeriahkan Bandung Run yang diikuti 30 ribu peserta dan undangan. “Alhamdulillah, bahkan kita ditawari tampil tiap tahunnya pada acara tersebut,” ujarnya.
Tawaran ini akan ditindaklanjuti Disbudporapar Tuban untuk menyiapkan diri sebaik mungkin. Kesenian yang ditampilkan akan digilir agar mendapatkan kesempatan sama.
Emawan menambahkan keberhasilan kesenian Thak-thakan harus menjadi motivasi bagi seluruh pelaku seni dan pelestari budaya di Kabupaten Tuban untuk selalu meningkatkan performanya. Kesenian yang diminati masyarakat nantinya akan mampu menambah pundi-pundi ekonomi pelakunya. (m agus h/hei)