- Oleh MC KAB JAYAPURA
- Selasa, 15 Oktober 2024 | 20:45 WIB
:
Oleh MC KAB SUMBAWA BARAT, Kamis, 7 Maret 2024 | 16:35 WIB - Redaktur: Juli - 241
Taliwang, InfoPublik – Masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) diminta terus mengantisipasi penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), karena jumlah kasusnya cukup banyak.
‘’Saat ini ada sekitar 83 kasus suspek demam berdarah. Masyarakat kita minta tetap waspada, jaga kebersihan lingkungan masing-masing,’’ harap Kepala Dinas Kesehatan (Kadikes) Sumbawa Barat, Erna Idawati, Selasa (5/3/2024).
Data Dinas Kesehatan, angka 83 kasus suspek ini terhitung sejak awal Januari 2024 lalu dan hingga kini, penderita penyakit akibat gigitan nyamuk itu masih terus ditemukan, hanya saja trennya menurun dibanding pekan awal ketika kasus tersebut ditemukan pertama kali.
‘’Terdeteksi awal Januari. Tapi tren saat ini mulai mengalami penurunan. Tidak seperti awal Februari lalu,’’ paparnya didampingi Kabid P2P, Indra Alamsyah.
DBD termasuk penyakit berbasis lingkungan. Kemunculan kasus ini tidak lepas dari kondisi cuaca yang terjadi sejak November 2023 lalu hingga Maret 2024.
‘’Pengaruh cuaca, pancaroba juga menjadi faktor pendukung utama sehingga kasus ini gigitan nyamuk ini meningkat. Di lapangan kita terus mengimbau masyarakat untuk tetap mengedepankan 3 M,’’ pintanya.
Sebanyak 83 kasus suspek ini relatif rendah dibanding beberapa kabupaten/kota lain di NTB. Di mana pada bulan yang sama sampai saat ini angka DBD mengalami kenaikan.
‘’Ini hampir semua daerah. Pulau Lombok menempati posisi pertama sampai kelima. Di Pulau Sumbawa, KSB malah lebih sedikit dibanding Sumbawa,’’ akunya.
Demikian juga untuk korban jiwa, ia memastikan sampai saat ini penderita DBD di Sumbawa Barat tertangani dengan baik. Deteksi dini menjadi kunci utama sehingga kasus tersebut tak menibulkan dampak lebih buruk.
‘’Tidak ada kasus fatal, semuanya bisa ditangani dengan baik. Pendekatan yang kita bangun di lapangan menjadi salah satu kunci utama,’’ katanya lagi.
Ia menambahkan, sejak kasus tersebut pertama kali ditemukan awal Januari lalu, Dikes Sumbawa Barat terus melakukan berbagai langkah pencegahan. Di antaranya meminta masyarakat untuk tetap memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar. Petugas di lapangan juga intensif turun melakukan pemantauan.
"Kita prediksi akhir Maret ini, bersamaan dengan berakhir prakiraan hujan kasus ini akan menurun. Kita juga tetap melakukan berbagai langkah sesuai SOP yang ditetapkan,’’ tutupnya. (MC Sumbawa Barat)