- Oleh MC KOTA PADANG
- Jumat, 1 November 2024 | 15:51 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Kamis, 3 Oktober 2024 | 21:16 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 304
Padang, InfoPublik – Kota Padang memiliki kekayaan sejarah yang terukir dari masa kolonial hingga era pergerakan nasional. Berbagai peninggalan sejarah masih dapat ditemukan di sudut-sudut kota, menjadikan Kota Padang sebagai destinasi yang menarik untuk memahami warisan budaya dan sejarah. Salah satu tempat yang menyimpan jejak sejarah tersebut adalah Galeri Arsip Statis (GAS).
Kini, GAS sudah dipindahkan ke gedung baru yang berlokasi di Balaikota lama, Jalan M. Yamin, Kampung Jao, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang.
Arsiparis Ahli Muda dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Padang, Restu Pramona, menjelaskan bahwa pemindahan GAS ke gedung baru di Balaikota lama bertujuan untuk memberikan nuansa yang lebih autentik, karena gedung tersebut merupakan bangunan bersejarah yang pernah menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda.
“Pengunjung yang datang ke sini akan merasakan dua hal yang mengingatkan mereka pada masa lalu. Pertama, lokasi ini dulunya merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda, dan kedua, foto-foto bersejarah yang dipajang di galeri menghidupkan kembali momen-momen penting di Kota Padang,” ujarnya saat diwawancara di GAS, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Kamis (3/10/2024).
Di era digital saat ini, GAS tidak hanya melayani pengunjung secara langsung tetapi juga menyediakan akses secara online. Digitalisasi arsip telah dilakukan untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi sejarah Kota Padang melalui pemindaian barcode pada setiap koleksi.
“Pengunjung dapat melihat koleksi foto, dokumen, peta, dan video sejarah yang telah didigitalisasi. Koleksi lainnya mencakup koran lama dan peraturan dari zaman Hindia Belanda (Staatsblad). Semua dapat diakses melalui platform JIKN.go.id,” jelas Restu.
Sementara itu, Penanggungjawab Galeri Arsip Statis, Tifan Perdana, menambahkan bahwa galeri ini memiliki beberapa ruang, seperti depo arsip statis, ruang restorasi, ruang digitalisasi, dan studio mini. Galeri ini menampilkan perjalanan sejarah Kota Padang dari masa kolonial hingga era pasca kemerdekaan, dengan koleksi yang telah terdokumentasi dengan baik.
“Dokumentasi sejarah sangat penting untuk memahami masa lalu dan membangun masa depan. Tanpa bukti tertulis, sejarah hanya menjadi cerita. Dengan adanya arsip yang terjaga, masyarakat dapat melihat dan merasakan kembali jejak sejarah yang sesungguhnya,” ungkap Tifan.
Dengan pemindahan GAS ke gedung baru, diharapkan aksesibilitas dan kenyamanan pengunjung dapat meningkat serta minat masyarakat terhadap sejarah Kota Padang dapat terus bertambah.
(MC Padang / Junee)