- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Sabtu, 2 November 2024 | 05:19 WIB
: Koordinator Divisi Humas, Data dan Informasi, Bawaslu Jatim, Dwi Endah Prasetyowati saat menerima cindera mata dalam acara diskusi panel Tik Tok Goes to Campus didi Aula Soetandyo, FISIP Kampus B, UNAIR Surabaya, Selasa (15/10/2024). Foto : Moko MC Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Rabu, 16 Oktober 2024 | 05:11 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 216
Surabaya, InfoPublik - Badan Pengawas Pemilu Provinsi Jawa Timur (Bawaslu Jatim) mengajak generasi muda yang merupakan para pemilih pemula dalam Pilkada Serentak 2024 ini menjadi pengawas partisipatif.
Ajakan tersebut disampaikan oleh Koordinator Divisi Humas, Data dan Informasi, Bawaslu Jatim, Dwi Endah Prasetyowati, saat menjadi pembicara dalam agenda diskusi panel dan workshop periksa fakta bertajuk 'Melawan Disinformasi di Pilkada 2024' di Aula di Aula Soetandyo, FISIP Kampus B, UNAIR Surabaya, Selasa (15/10/2024).
"Kami sangat mengapresiasi kegiatan luar biasa hasil kerja sama Tik Tok dan Bawaslu, untuk Goes to Campus ini. Dengan kegiatan ini mudah-mudahan bisa mengajak seluruh generasi muda dan mengedukasi masyarakat menjadi pengawas partisipatif dalam Pilkada Serentak 2024," ujar Endah saat ditemui, usai acara.
Menurut Endah, tidak semua pemilih pemula itu minat terhadap politik dan demokrasi. Selama ini, dikatakannya, banyak generasi muda yang merupakan pemilih pemula lebih banyak mengonsumi konten hiburan di media sosial
"Nah, kami berharap dengan adanya proses Pilkada yang sekarang ini momennya adalah tahapan kampanye, teman-teman ini, adik-adik ini bisa juga melakukan pengawasan partisipatif pada kami Bawaslu. Apakah di sana ada dugaan pelanggaran, pemilihan yang berupa konten, yuk kita memerangi hoaks, memerangi black campaign, isu sara dan lain sebagainya,"katanya.
Dari mulai awal masa kampanye, Endah mengungkapkan, Bawaslu Jatim sudah melakukan pengawasan di media sosial pada dunia maya ini, dan menemukan ada 502 form A atau hasil pengawasan yang dilakukan oleh seluruh jajaran penyelenggara pemilu, mulai dari kabupaten, kota sampai provinsi di Jawa Timur.
"Terkumpul form A-nya 502, dan terindikasi di sana jumlah 23 dugaan pelanggaran. Ini masih dugaan dalam arti, ini masih proses, dari 23 itu, ada 18 dugaan dari yang berasal dari konten TikTok, dua dari Youtube, yang satu dari portal berita yang ada di media berita digital. Semuanya 23 itu sudah kita teruskan ke Bawaslu RI, yang nantinya khusus untuk 18 TikTok, masih dugaan ini masih dalam proses, dan bisa diteruskan di TikTok, ataupun nanti ke Kominfo," ungkap Endah.
Penemuan tersebut, dikatakan Endah, merupakan upaya Bawaslu Jatim untuk mengawasi seluruh media sosial, yang sudah menjadi kewajiban Bawaslu mengawasi ruang digital.
"Karena dari 23, 18 temuannya, itu di platform Tik Tok, kami ada kerjasama dengan TikTok jika memang sudah terbukti dengan kajian kami, bahwa itu melanggar dugaan pemilihan, maka saran kami TikTok bisa men-take down konten tersebut," ujar Endah.
"Dan mudah-mudahan TikTok juga bisa menyosialisasikan kepada konten kreator atau influencer yang lainnya, bahwa kampanye media sosial masih belum saatnya. Nanti di tanggal 10 sampai 23 November, bisa melakukan kampanye di media sosial. Karena, sampai sekarang ini masih belum, mudah-mudahan tidak ada paslon yang curi start untuk kampanye di media sosial," sambung Endah.
Endah berpesan kepada semua lapisan masyarakat maupun kaula muda, supaya bijak dalam menggunakan media masa. Ia mengajak agar menjadi orang yang beretika, karena orang beretika pasti pintar, dan orang pintar belum tentu mempunyai etika.
"Bagi para Paslon, saya juga berpesan supaya tertib mengikuti jalannya demokrasi ini agar senantiasa damai, rukun, bermartabat, jujur dan adil. Dan kami juga berharap semua lapisan masyarakat, ayo berpartisipasi di Pilkada serentak nanti, awasi semua proses demokrasi ini. Awasi juga tahapan kampanye, jika ada disana dugaan pelanggaran, laporkan kepada kami. Tolak money politik, tolak hoaks, perangi Black Campaign, isu SARA, dan lainnya," pesannya. (MC Jatim/ida-vin/eyv)