: Para Asisten Sekda dan Pimpinan OPD sesaat sebelum melakukan panen raya cabe di Kebun Dalam Lese, Desa Kabiarat, Saumlaki, Maluku
Oleh MC KAB KEPULAUAN TANIMBAR, Selasa, 29 Oktober 2024 | 17:07 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 362
Saumlaki, InfoPublik - Dalam upaya menekan laju inflasi serta mengatasi kelangkaan cabai merah yang sempat mempengaruhi harga pangan, Kelompok Tani Binaan Dinas Pertanian Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, menggelar panen raya cabai merah. Kegiatan yang berlangsung di Kebun Dalam Lese, Desa Kabiarat, Saumlaki, Maluku, ini menjadi bagian dari strategi pemerintah daerah untuk memperkuat ketahanan pangan dan menjaga stabilitas harga di pasar lokal.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Joseph James Kelwulan, yang akrab disapa Buce, membuka acara panen raya tersebut. Dalam sambutannya, Buce menyatakan bahwa program ini telah berlangsung sejak 2022 dan berhasil mengatasi krisis cabai di wilayah Saumlaki serta sekitarnya. “Kegiatan panen ini sudah sekitar 3 hingga 4 kali dalam setahun, dan diharapkan dapat terus berlanjut demi kestabilan harga cabai di wilayah kita,” ujarnya, Senin (29/10/2024).
Panen raya ini tidak hanya bermanfaat dalam penyediaan cabai bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi bagian dari dukungan terhadap kebijakan pemerintah pusat untuk menekan inflasi pangan. Menurut Buce, upaya ini penting agar masyarakat Tanimbar terhindar dari dampak inflasi yang merugikan, terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Kami ingin harga cabai dan bahan pangan lainnya tetap terjangkau. Tahun lalu, harga cabai sempat melonjak hingga Rp 100.000 per kilogram pada Desember, dan ini menjadi perhatian serius bagi kami,” jelas Buce.
Panen raya ini tidak hanya melibatkan Dinas Pertanian, tetapi juga menggugah partisipasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain yang berkaitan langsung dengan sektor pertanian. Buce mengajak seluruh OPD terkait untuk mendukung Kelompok Tani Dalam Lese agar lebih mandiri dan mampu memberikan kontribusi lebih bagi stabilitas pangan daerah.
Kepala Dinas Pertanian, Jimmy A. Watumlawar, menjelaskan bahwa Kelompok Tani Dalam Lese adalah salah satu kelompok yang paling mandiri dan inovatif di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Kelompok ini sudah mengadopsi teknologi pertanian modern seperti irigasi tetes yang dikembangkan oleh para pakar pertanian Israel. Metode ini memungkinkan lahan seluas 0,5 hingga 1 hektare menghasilkan hingga 2 ton cabai merah dalam sekali panen.
“Kami hanya melakukan pembinaan dan dukungan teknis, selebihnya Kelompok Dalam Lese sudah sangat mandiri dan inovatif dalam menjalankan kegiatan pertanian,” kata Watumlawar.
Keberhasilan panen ini diharapkan dapat menjaga ketersediaan cabai merah hingga akhir tahun, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru, di mana permintaan pangan biasanya meningkat tajam. Kelangkaan stok tahun lalu yang mengakibatkan harga cabai mencapai titik tertinggi di pasar kini menjadi perhatian serius, dan Dinas Pertanian berkomitmen memastikan pasokan lokal tercukupi.
Pada tahun sebelumnya, pasokan cabai untuk Kepulauan Tanimbar sempat didatangkan dari Ambon dan Kupang. Namun, dengan program panen mandiri ini, diharapkan Tanimbar mampu mencapai surplus cabai untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan menghindari inflasi harga pangan.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah dan kolaborasi antara berbagai pihak, kegiatan panen raya ini diharapkan dapat menjadi contoh pengelolaan pertanian yang inovatif dan mandiri. Inisiatif ini sekaligus menjadi langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan lokal dan menjaga daya beli masyarakat di Kepulauan Tanimbar. (Wind)