- Oleh MC KOTA PADANG
- Sabtu, 7 Desember 2024 | 07:55 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Selasa, 12 November 2024 | 18:05 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 144
Padang, InfoPublik – Waktu terus berputar, dan seiring pergantian zaman, tradisi hidup bernagari di Minangkabau perlahan mulai tergerus. Kondisi ini sangat memprihatinkan, mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Padang untuk berupaya melestarikan tradisi ini agar dapat diwariskan kepada generasi muda.
Asisten I Setdako Padang, Edi Hasymi, menekankan pentingnya menghidupkan kembali tradisi ini di kalangan generasi muda.
"Kita melihat nilai hidup bernagari belum sepenuhnya sampai kepada anak-anak kita. Karena itu, kita berharap kebiasaan yang sudah lama dijalankan ini bisa diteruskan oleh generasi muda agar tradisi ini tetap lestari," ujar Edi Hasymi pada Focus Group Discussion (FGD) bersama para tokoh adat Ninik Mamak dan Bundo Kanduang di Kelurahan Teluk Kabung, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Senin (11/11/2024).
Selain itu, Edi Hasymi mengungkapkan keprihatinannya atas kerapnya terjadi sengketa adat di tengah masyarakat, yang dinilainya dapat mengancam keharmonisan dalam kehidupan bernagari. Ia berharap agar dengan adanya pertemuan dan diskusi ini, potensi sengketa adat dapat diminimalkan.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdako Padang, Jasman, menyatakan keprihatinannya atas berkurangnya nilai-nilai adat di Minangkabau. Ia mencontohkan tradisi "Alek Bahambauan," yang dulunya sangat lekat di tengah masyarakat, kini mulai terabaikan. "Saat ini, ketika ada yang meninggal dunia, sering kali tidak ada yang mampu menjadi penyelenggara jenazah. Ini menunjukkan berkurangnya regenerasi dalam melanjutkan tradisi ini," tutur Jasman.
Jasman juga mendorong para Ninik Mamak dan Bundo Kanduang untuk aktif menciptakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kembali pelestarian adat istiadat. “Silakan bentuk kegiatan atau program untuk menjaga adat kita, kami di pemerintah kota siap mendukung,” jelasnya.
Sejalan dengan itu, Camat Bungus Teluk Kabung, Harnoldi, mengapresiasi nilai-nilai keturunan yang mengikuti garis ibu dalam budaya Minangkabau, yang dinilainya sangat menghargai dan melindungi perempuan. “Di Minang, perempuan selalu terlindungi oleh keluarga dan nagari, sehingga tidak ada perempuan yang terlantar,” ujar Harnoldi.
Ketua LKAAM Kota Padang, Suardi Z Datuak Garang, turut menambahkan bahwa Ninik Mamak seharusnya dapat mempertahankan posisi pentingnya dalam struktur masyarakat Minang. Ia berharap agar anak kemenakan selalu menghormati dan menaati arahan dari Ninik Mamak sebagai pemegang amanah adat. “Tidak boleh ada anak kemenakan yang melawan Ninik Mamak. Semestinya, mereka patuh kepada arahan Ninik Mamak,” tegas Suardi.
(MC Padang / Junee)