- Oleh MC PROV SUMATERA BARAT
- Kamis, 23 Januari 2025 | 15:04 WIB
:
Oleh MC KOTA PADANG, Minggu, 8 Desember 2024 | 15:12 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 189
Padang, InfoPublik – Pemerintah Kota (Pemkot) Padang mendukung penuh upaya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Padang dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan resistensi antimikroba (antimicrobial resistance/AMR).
Hal tersebut disampaikan oleh Pj Wali Kota Padang, yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Srikurnia Yati, dalam acara Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) bertema "Kenali dan Cegah Resistensi Antimikroba Demi Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas 2024" di Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Minggu (8/12/2024).
“Kami sangat mendukung inisiatif ini, terutama edukasi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, baik secara luring maupun daring. Ini menjadi langkah penting dalam menyebarkan informasi tentang penggunaan antibiotik yang bijak,” ujar Srikurnia Yati.
Ia menegaskan bahwa penggunaan antibiotik secara sembarangan dapat menimbulkan resistensi antimikroba, yang berdampak negatif pada kesehatan individu maupun masyarakat.
“Resistensi antimikroba terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak sesuai anjuran. Hal ini dapat memicu kerugian besar, sehingga kita perlu bijak dan rasional dalam mengonsumsi obat,” ungkapnya.
Plt Kepala BPOM Padang, Hilda Murni, menjelaskan pentingnya komunikasi dan edukasi untuk mengenali serta mencegah resistensi antimikroba. Ia menyampaikan bahwa masyarakat perlu memahami cara yang benar dalam menggunakan dan mengelola antibiotik.
“Antibiotik harus digunakan sesuai petunjuk tenaga kesehatan. Untuk obat kadaluarsa atau sisa, ada cara khusus untuk membuangnya, seperti memisahkan obat berdasarkan bentuk (tablet, kapsul, atau sirup), merusak kemasannya, lalu membawa ke apotek bertanda khusus,” terang Hilda.
Jika apotek bertanda khusus tidak tersedia, masyarakat bisa mencampurkan antibiotik dengan bahan lain seperti tanah atau ampas kopi, mendiamkannya selama beberapa minggu, lalu membuangnya bersama sampah rumah tangga.
“Dengan langkah ini, kita dapat mencegah penyalahgunaan antibiotik yang dapat memicu resistensi antimikroba,” imbuhnya.
Acara ini diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk tenaga kesehatan, organisasi profesi, dan masyarakat umum, baik secara langsung maupun daring. Diharapkan, inisiatif ini dapat meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya resistensi antimikroba dan pentingnya penggunaan antibiotik yang bijak.
(MC Padang / Junee)