Sembilan Pasien Meninggal Dunia Akibat DBD, Dinkes P2KB Tuban Minta Masyarakat Lebih Waspada

: Foto : Flyer demam berdarah di Kabupaten Tuban. (ist)


Oleh MC KAB TUBAN, Senin, 9 Desember 2024 | 16:38 WIB - Redaktur: Juli - 141


Tuban, InfoPublik - Memasuki musim penghujan 2024, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Tuban menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Data dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban mencatat, hingga akhir November 2024, terdapat 762 kasus DBD. Jumlah ini sudah melampaui kasus tahun-tahun sebelumnya, yaitu 651 kasus pada 2022 dan 203 kasus di 2023.

Dari angka tersebut, 9 pasien dinyatakan meninggal dunia. Hal ini menjadikan jumlah kematian tertinggi akibat DBD dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian besar korban meninggal adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun, yang memiliki sistem kekebalan tubuh lebih rentan dibandingkan orang dewasa.

Kepala Dinkes P2KB Tuban melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Tuban, Syahrul Afifa Ratnasari menjelaskan bahwa kasus DBD tersebar di seluruh kecamatan di kabupaten ini.

Ia menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS), khususnya di musim penghujan.

“Kami mengimbau masyarakat untuk menerapkan 3M Plus, yaitu menguras, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang tak terpakai, dan menaburkan larvasida atau bubuk abate pada tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” ungkapnya, Senin (10/12/2024).

Ratna juga menekankan bahwa upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) lebih efektif dibandingkan dengan fogging. “Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik-jentiknya tetap hidup. Selain itu, jika terlalu sering dilakukan, nyamuk dapat menjadi resisten terhadap bahan kimia dalam pengasapan,” jelasnya.

Disebutkan, bagi keluarga dengan anak kecil, perhatian khusus diperlukan karena anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap DBD. Dari sembilan pasien meninggal dunia, dua kasus berasal dari masing-masing Kecamatan Merakurak, Jenu, dan Bangilan, serta satu kasus dari Kecamatan Kenduruan, Parengan, dan Palang.

Untuk mencegah dampak lebih buruk, Dinkes P2KB Tuban mengimbau kepada masyarakat agar segera membawa anggota keluarga atau orang terdekat yang menunjukkan gejala awal DBD ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat. Gejala DBD yang perlu diwaspadai tersebut meliputi demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit pada perut, ruam pada kulit/bintik merah, serta perdarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah.

“Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, risiko komplikasi akibat DBD dapat diminimalkan. Kami berharap masyarakat lebih proaktif menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan 3M Plus dan serta menjaga kesehatan keluarga, khususnya selama musim penghujan ini,” tandas Ratna. (yavid rahmat perwita/hei)