Inovasi Gubes Unair Percepat Penyembuhan Fraktur Tulang dengan Biomaterial Lokal

: Guru Besar bidang Ilmu Biomaterial Jaringan Keras, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Dr Aminatun Ir MSi


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 14 Januari 2025 | 04:00 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 135


Surabaya, InfoPublik - Tulang adalah jaringan keras yang membentuk tubuh dan memiliki fungsi vital, seperti penopang tubuh, pelindung organ, serta penggerak tubuh. Kerusakan pada tulang, seperti fraktur (patah tulang), dapat berdampak serius bagi kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.

Di Indonesia, fraktur tulang merupakan masalah kesehatan yang cukup umum. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada 2018, prevalensi fraktur di Indonesia mencapai 5,5 persen. Angka ini diperkirakan terus meningkat seiring pertambahan populasi usia lanjut dan tingginya angka kecelakaan lalu lintas.

Merespons hal ini, Guru Besar di bidang Ilmu Biomaterial Jaringan Keras Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. Aminatun Ir. MSi, memberikan inovasi untuk mempercepat proses penyembuhan fraktur tulang. Prof. Aminatun menjelaskan bahwa proses penyembuhan fraktur memerlukan scaffold tulang, yaitu struktur penopang yang membantu tulang untuk tumbuh kembali.

"Penelitian mengenai biomaterial yang berfungsi sebagai scaffold tulang sangat penting untuk mempercepat penyembuhan fraktur. Biomaterial ini juga berperan dalam mendukung kemandirian bangsa, khususnya di bidang kesehatan," ujar Prof. Aminatun, Senin (13/01/2025).

Scaffold tulang berfungsi sebagai template untuk interaksi sel dan pembentukan matriks ekstraseluler tulang. Saat ini, produk scaffold tulang yang banyak digunakan di pasaran adalah BHA (serbuk hidroksiapatit) yang berasal dari tulang sapi, yang diproduksi oleh Teaching Industry Unair. Namun, produksinya masih terbatas dibandingkan dengan kebutuhan yang ada.

"Untuk mengurangi ketergantungan pada impor, kita perlu mengembangkan produksi scaffold tulang sendiri, menggunakan bahan alam lokal. Salah satunya dengan membuat scaffold hidroksiapatit (HA) dan biopolimer dari sumber daya alam Indonesia," jelas Prof. Aminatun.

Berbagai limbah bahan alami, seperti tulang sapi, tulang sotong, cangkang kerang, dan koral, dapat diolah menjadi HA, bahan utama dalam pembuatan scaffold tulang. Pemanfaatan biopolimer dari bahan baku lokal, seperti kitosan yang dihasilkan dari limbah cangkang udang dan kepiting, serta kolagen dan gelatin dari tulang sapi dan ikan, juga memiliki potensi besar untuk mendukung produksi scaffold tulang.

"Dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, kita memiliki peluang besar untuk memproduksi biomaterial lokal yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan bahkan bersaing di pasar global," ujar Prof. Aminatun.

Inovasi ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan kesehatan dalam negeri, tetapi juga dapat meningkatkan kemandirian bangsa dalam bidang teknologi dan kesehatan, dengan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.(MC Jatim/ida-mad/eyv)

 
 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Sabtu, 8 Februari 2025 | 02:25 WIB
Pemkot Surabaya Buka Lelang 74 Unit Kendaraan, Tahap Pertama di 2025
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Sabtu, 8 Februari 2025 | 02:10 WIB
Pemkab Nganjuk Optimalkan Pendapatan Asli Daerah
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Sabtu, 8 Februari 2025 | 02:07 WIB
Pasar Bawang Merah Sukomoro Nganjuk Diresmikan, Siap Dukung Perekonomian Masyarakat
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Sabtu, 8 Februari 2025 | 02:00 WIB
Bupati Lamongan Tanda Tangani MoU dengan Kejaksaan Negeri Lamongan