- Oleh MC KOTA PONTIANAK
- Sabtu, 15 Februari 2025 | 07:27 WIB
:
Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Kamis, 16 Januari 2025 | 08:27 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 260
Pontianak, InfoPublik – Penjabat Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson, melakukan peninjauan dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Ume's Kitchen, Kota Pontianak, Provinsi Kalbar pada Rabu (15/1/2025).
Peninjauan dilakukan dalam rangka memastikan program unggulan presiden dan wakil presiden terpilih ini dapat diluncurkan pada 20 Januari 2025. Sehingga, mendukung pemenuhan gizi pelajar.
Dalam kunjungannya, Harisson menjelaskan bahwa dapur mitra akan menyediakan antara 3.000 hingga 3.500 porsi makanan bergizi per hari. Program ini akan menyasar pelajar dari tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA yang berada di sekitar dapur umum.
“Setiap anak akan menerima makanan bergizi senilai Rp15.000 per porsi. Menu terdiri dari nasi, sayur, lauk ayam, buah pisang, dan scramble egg yang diperkaya dengan keju dan susu,” ujar Harisson.
Harisson juga menambahkan bahwa menu makanan akan dirotasi setiap hari untuk memastikan variasi nutrisi yang diberikan kepada pelajar. Ia menekankan pentingnya menjaga kualitas gizi, kebersihan, dan cita rasa dalam setiap sajian.
“Khusus untuk susu, akan diberikan seminggu sekali, kecuali di daerah penghasil susu yang dapat memberikan porsi lebih sering,” imbuhnya.
Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program ini, dapur mitra akan dikelola oleh satuan kerja di bawah koordinasi Badan Gizi Nasional. Langkah ini diambil untuk menjamin standar kualitas dan pengawasan yang ketat terhadap makanan yang disediakan.
“Program ini adalah langkah konkret pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi generasi penerus bangsa. Kami berharap, dengan terpenuhinya kebutuhan gizi, para pelajar dapat lebih fokus belajar dan meraih prestasi maksimal,” kata Harisson.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berkomitmen penuh untuk mendukung keberhasilan program ini. Pemprov akan melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala guna memastikan pelaksanaan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Harisson menutup penjelasannya dengan menyatakan bahwa program ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah gizi pada pelajar sekaligus meringankan beban ekonomi keluarga.
(rfa/ica)