Solusi Kekurangan Guru, Probolinggo Terapkan Pembelajaran Multigrade

: Minister Counsellor for GHD Kedutaan Australia dan Kemendikdasmen Visitasi Penerapan Multigrade Teaching di Sukapura


Oleh MC KAB PROBOLINGGO, Minggu, 9 Februari 2025 | 08:44 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 237


Sukapura, InfoPublikMinister Counsellor for Governance and Human Development (GHD) Kedutaan Australia, Tim Stapleton,

mengatakan kunjungan  ke SDN Ngadisari 1 Kabupaten Probolinggo bertujuan untuk melihat praktik pembelajaran berbasis multigrade teaching. Metode tersebut menggabungkan beberapa jenjang kelas dalam satu ruang belajar, dengan pembelajaran berdiferensiasi, penguatan literasi, dan numerasi.

Di SDN Ngadisari 1, Tim Stapleton dan rombongan menyaksikan langsung bagaimana sistem ini diterapkan. Meskipun dalam satu kelas terdapat siswa dari berbagai jenjang, proses pembelajaran tetap berlangsung efektif dengan interaksi aktif antara guru dan siswa.

"Penerapan sistem kelas multigrade ini bertujuan mengoptimalkan proses belajar-mengajar, terutama di daerah yang mengalami keterbatasan jumlah guru dan ruang kelas. Program ini juga telah diterapkan di banyak negara, termasuk Australia," kata Tim Stapleton SDN Ngadisari 1, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Kamis (6/2/2025).

Tim Stapleton mengapresiasi langkah Kabupaten Probolinggo dalam menerapkan sistem ini sebagai solusi atas tantangan pendidikan di daerah terpencil.

"Saat saya kecil, saya juga pernah belajar di kelas dengan sistem ini. Kelas multigrade adalah solusi bagi sekolah yang kekurangan guru, dan kami berharap program ini dapat terus berkembang di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Plt. Kepala BSKAP Kemendikdasmen, Toni Toharudin, menegaskan bahwa sistem ini memberikan peluang bagi siswa untuk belajar secara lebih interaktif dan meningkatkan keterampilan sosial.

"Kelas multigrade memungkinkan siswa yang lebih senior membantu adik-adiknya di kelas bawah. Ini juga meningkatkan efisiensi dalam penggunaan tenaga pengajar," ujar Toni.

Namun, ia menekankan perlunya pengelolaan kelas yang baik agar siswa dari berbagai jenjang mendapatkan perhatian yang sesuai.

Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi, mengungkapkan bahwa sistem kelas multigrade telah diterapkan sejak 2018 di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura.

"Program ini diawali dari kebutuhan akan efisiensi tenaga pengajar, ruang kelas yang terbatas, serta jumlah siswa yang tidak merata di setiap jenjang," ungkapnya.

Saat ini, lebih dari 160 sekolah di Kabupaten Probolinggo telah menerapkan sistem kelas multigrade. Dengan pendekatan ini, sekolah hanya membutuhkan sekitar tiga guru untuk mengajar di satu sekolah, berbeda dengan sistem reguler yang membutuhkan lebih banyak tenaga pengajar.

"Namun, tidak semua sekolah bisa menerapkan sistem ini. Kami tetap mempertimbangkan kondisi dan situasi di setiap satuan pendidikan sebelum mengadopsi sistem ini," tutup Dwijoko.

Dengan penerapan yang lebih luas, sistem kelas multigrade diharapkan dapat menjadi solusi inovatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan, terutama di daerah yang mengalami keterbatasan tenaga pengajar dan fasilitas pendidikan.

(MC Kabupaten Probolinggo / hry / son / eyv)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Jumat, 21 Maret 2025 | 23:02 WIB
SPMB Gantikan PPDB, Jadi Inovasi Penerimaan Siswa Baru di Kota Pontianak
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 18 Maret 2025 | 18:39 WIB
UNJ Resmi Jadi PTNBH, Fokus pada SDM Unggul dan Inovasi Pendidikan
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Senin, 17 Maret 2025 | 12:55 WIB
Pemkab Lumajang: Santri Harus Sehat
  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Senin, 17 Maret 2025 | 08:22 WIB
TP-PKK Kota Pontianak Tingkatkan Minat Baca Anak melalui Rumah Dongeng