- Oleh MC KAB ACEH TENGAH
- Sabtu, 22 Maret 2025 | 14:15 WIB
: Penjabat (Pj) Bupati Sampang tinjau proses pemurnian garam di Koperasi Buruh Tani. Sumber Foto: Pemkab Sampang
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Rabu, 12 Februari 2025 | 05:09 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 165
Surabaya, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten Sampang terus berinovasi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Penjabat (Pj) Bupati Sampang, Rudi Arifiyanto, bersama Kapolres Sampang AKBP Hartono dan Kepala Kejaksaan Negeri Sampang, Fadilah Helmi, melakukan peninjauan langsung terhadap proses pemurnian garam di Koperasi Buruh Tani Garam, Kecamatan Pangarengan.
Peninjauan ini merupakan langkah konkret Pemkab Sampang dalam mengubah orientasi produksi garam dari konsumsi rumah tangga menjadi garam industri berkualitas tinggi. Program ini mendapat dukungan penuh dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang sejak awal terlibat dalam proses pengkajian dan uji hasil laboratorium.
Inisiatif ini juga menjadi upaya Pemkab Sampang untuk mengurangi ketergantungan impor garam industri, yang selama ini mencapai 3-4 juta ton per tahun.
Kepala Kejaksaan Negeri Sampang, Fadilah Helmi, menegaskan bahwa pihaknya siap mengawal penuh program ini hingga sukses. "Kami mendukung sepenuhnya upaya Pemkab Sampang dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, sesuai arahan Presiden kepada jajaran Kejaksaan untuk berperan aktif menjaga stabilitas pangan, termasuk sektor garam industri," ujarnya.
Kapolres Sampang, AKBP Hartono, juga menegaskan komitmennya untuk mendukung program ini dan melindungi jalannya inovasi. "Polres Sampang siap memastikan bahwa proses produksi garam industri berjalan lancar tanpa hambatan," katanya.
Sampang, InfoPublik - Penjabat (Pj) Bupati Sampang, Rudi Arifiyanto, menyampaikan pentingnya transformasi sektor garam ini untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. "Ketahanan pangan tidak hanya soal padi dan jagung, tetapi kelautan juga memiliki peran strategis, dan Sampang memiliki potensi besar di sektor garam.
Rudi menambahkan meskipun produksi garam konsumsi Sampang mencapai 280-380 ribu ton, pasar mulai jenuh karena persaingan yang tinggi. Oleh karena itu, pihaknya berinisiatif mengubah garam konsumsi menjadi garam industri untuk meningkatkan nilai tambah.
"Indonesia masih mengimpor 3-4 juta ton garam industri setiap tahun. Dengan alat pemurnian hasil kerja sama Pemkab Sampang dan BRIN, kami dapat menghasilkan garam dengan kadar NaCl 98%, yang siap bersaing di pasar industri,"katanya optimis.
Ia juga menjelaskan harga garam industri di pasaran bisa mencapai Rp4.500-6.000 per kilogram, sedangkan di Sampang, produksi dapat dilakukan dengan biaya lebih efisien, namun tetap menguntungkan. "Peluangnya sangat besar, tinggal perbanyak alat dan produksi bisa ditingkatkan," tambahnya.
Terkair dengan semangat membangun produk lokal berkualitas tinggi, Pemkab Sampang yakin bisa menjadi pionir dalam revolusi garam industri di Indonesia. "Semangat kami adalah menjadikan produk Sampang lebih berkualitas dan memiliki daya saing tinggi di pasar nasional dan internasional,"imbuhnya.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, membuka lapangan kerja baru, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sampang.(MC Prov Jatim /hjr-idc/eyv)