- Oleh MC KAB BALANGAN
- Minggu, 16 Maret 2025 | 10:59 WIB
: Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Syamsir Rahman, melalui Kabid Tanaman Pangan, Rahmawati, menyampaikan bahwa untuk daerah Kalsel, ditargetkan penyerapan gabah petani setara beras sebanyak 6.350 ton hingga April 2025. - Foto: Mc.. Kalsel
Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN, Jumat, 14 Februari 2025 | 07:35 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 188
Banjarmasin, InfoPublik - Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, terutama dalam memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat. Para petani bekerja keras menghasilkan gabah dan beras sebagai komoditas utama yang harus dijaga keberlanjutannya.
Berdasarkan arahan Presiden RI, Prabowo Subianto, melalui Kementerian Pertanian, dilakukan kerja sama atau MoU antara Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyerap gabah hasil panen petani dengan target mencapai 3 juta ton gabah setara beras hingga April 2025.
MoU ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional serta meningkatkan kesejahteraan petani. Sebagai hasil dari kerja sama tersebut, disepakati bahwa penyerapan beras akan mencapai 3 juta ton secara nasional hingga April 2025.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Syamsir Rahman, melalui Kabid Tanaman Pangan, Rahmawati, menyampaikan untuk daerah Kalsel, ditargetkan penyerapan gabah petani setara beras sebanyak 6.350 ton hingga April 2025.
"Ini merupakan salah satu langkah untuk mendukung program swasembada pangan. Swasembada pangan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian, tetapi juga untuk mensejahterakan petani,"kata Rahmawati, di Banjarmasin, Rabu (12/2/2025).
Dengan adanya penyerapan gabah dari petani, ia berharap kesejahteraan petani dapat meningkat. Hal ini tentu saja hanya dapat tercapai jika seluruh pemangku kepentingan, baik Kementerian Pertanian maupun lembaga terkait di sektor pangan, bergerak cepat dan bekerja sama untuk mencapai target tersebut.
"Sebagai upaya mempercepat penyerapan gabah, pemerintah juga telah menyetujui penyesuaian derajat sosok beras dari 100 persen menjadi 95 persen, yang akan mempermudah proses pengolahan dan distribusi," tambahnya.
Pada 2025, Bulog diberi amanah besar untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional dengan menyerap gabah petani. Penyerahan gabah dan beras dalam negeri tentu mengacu pada kebijakan Badan Pangan Nasional dan peraturan Menteri Pertanian yang mengatur mekanisme penyerapan gabah, sehingga penyerapan gabah dan beras pada musim panen pertama ini dapat dioptimalkan.
"Pemerintah bertekad untuk melindungi petani sebagai elemen penting dalam percepatan swasembada pangan. Hal ini tercermin melalui kebijakan pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dengan harga Rp6.500 per kg," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menghimbau kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menyebarluaskan informasi bahwa Bulog akan membeli gabah petani saat panen (combine) dengan harga bersih Rp6.500 per kg, yang akan dibayar lunas di tempat oleh Bulog. Pengeringan dan pengangkutan gabah menjadi tanggung jawab Bulog.
"Ini tentu memberikan kemudahan bagi petani dan mereka juga mendapatkan harga yang baik dari Bulog," tambahnya. (MC Kalsel/tgh/eyv)