- Oleh MC KAB BANJAR
- Rabu, 21 Mei 2025 | 21:52 WIB
: BPBD Kalsel berikan materi kesiapsiagaan ke SMK YPT Banjarmasin. - Foto: Mc.Kalsel
Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN, Jumat, 18 April 2025 | 19:09 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 133
Banjarmasin, InfoPublik - “Kenali bahayanya, kurangi risikonya, siap untuk selamat", adalah prinsip paling penting dalam mitigasi bencana.
Hal tersebut dipaparkan Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan, Bambang Dedi Mulyadi, saat memberikan materi Sosialisasi dan Simulasi Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana di SMK Yayasan Pendidikan Teknologi (YPT) Banjarmasin, jalan Rawa Sari, Kamis (17/4/2025).
Mewakili Plt Kepala BPBD Kalsel, Farid Fakhmansyah, Bambang menuturkan mitigasi adalah upaya yang dilakukan sebelum bencana terjadi.
Dijelaskan cara mengurangi risiko bencana adalah dengan mengenali ancaman bencana di daerah tempat tinggal.
"Saat ini BPBD Kalsel bersana BPBD kabupaten kota terus menggalakkan sosialisasi dan simulasi bencana terutama di daerah-daerah rawan bencana,"imbuhnya.
Bencana adalah peristiwa yang disebabkan oleh alam maupun non alam yang menimbulkan kerusakan dan menganggu kehidupan.
Bambang mengatakan BPBD Kalsel memperluas jangkauan kepada kalangan tenaga pengajar dan pelajar tingkat menengah atas atau sederajat guna meningkatkan kualitas penguatan edukasi bencana.
Menurut Bambang, sosialisasi tersebut sesuai visi dan misi Gubernur Kalsel Muhidin-Wagub Kalsel Hasnuryadi Sulaiman, yaitu pada misi keempat penguatan ketahanan terhadap perubahan iklim.
"Salah satu program yang saat ini kita galakkan adalah sosialisasi dan pelatihan mitigasi dan kesiapsiagaan bagi guru dan insan sekolah melalui kegiatan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB)," kata Bambang.
Bambang menerangkan Sekolah Aman Bencana merupakan konsep yang mengintegrasikan upaya mitigasi, kesiapsiagaan, dan respon bencana ke dalam sistem pendidikan.
Program ini memiliki tujuan melindungi seluruh elemen sekolah, seperti siswa, guru, dan staf dari dampak buruk bencana, sekaligus memastikan keberlangsungan proses belajar mengajar meskipun terjadi musibah. (MC Kalsel/Fuz/eyv)