- Oleh MC KAB BANGKALAN
- Kamis, 22 Mei 2025 | 18:29 WIB
: Ket: Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Raja Ampat, Syamsudin Nimanuhu (MC.Raja Ampat)
Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Sabtu, 26 April 2025 | 02:14 WIB - Redaktur: Wahyu Sudoyo - 227
Raja Ampat, InfoPublik Pemerintah Kabupaten Raja Ampat bersiap menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) baru yang akan mewajibkan seluruh pelaku usaha pariwisata—termasuk pengelola resort, homestay, hingga kapal wisata Live on Board (LoB)—untuk memenuhi kebutuhan logistik mereka melalui Pasar Waisai. Langkah ini diambil untuk menguatkan ekonomi lokal dan memastikan perputaran uang dari sektor pariwisata dirasakan langsung oleh masyarakat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Raja Ampat, Syamsudin Nimanuhu, menyatakan bahwa rancangan Perbup ini tengah difinalisasi bersama Bagian Hukum Setda.
“Ini adalah perintah langsung Bupati. Kami pastikan regulasinya jelas dan bisa dilaksanakan dengan baik,” ujar Syamsudin, di Raja Ampat pada Kamis (25/4/2025).
Syamsudin mengungkapkan, selama ini, banyak pelaku usaha pariwisata mengambil pasokan bahan pangan dari luar daerah, terutama Kota Sorong.
Dengan kebijakan baru ini, Pemda Raja Ampat ingin mengembalikan fungsi pasar sebagai pusat ekonomi rakyat sekaligus membangun kemandirian daerah dalam sektor logistik pariwisata.
Rancangan Perbup tersebut, lanjutnya, memuat tiga pokok kebijakan. Pertama, pedagang bahan pangan seperti ayam, ikan, dan sayur-mayur yang selama ini berjualan di rumah atau kios pribadi akan diarahkan untuk menempati lapak di Pasar Waisai. Kedua, seluruh resort dan homestay wajib berbelanja kebutuhan logistik di pasar lokal. Ketiga, kapal-kapal wisata LoB yang biasanya mengambil pasokan dari Sorong juga akan diarahkan untuk belanja di Waisai.
Menurut Syamsidin Kebijakan ini tidak lepas dari tantangan, seperti adanya kekhawatiran dari sebagian pedagang, terutama mereka yang masih trauma dengan pengalaman relokasi sebelumnya.
"Saat itu, pasar sepi dan dagangan tidak laku, sementara beban kredit masih harus dibayar," ungkapnya.
Namun ia menegaskan bahwa kondisi sekarang jauh berbeda. Pemerintah telah menyiapkan sejumlah dukungan untuk menjamin kelancaran implementasi kebijakan ini, di antaranya penyediaan tiga unit bus gratis untuk melayani rute dari wilayah Tiga Ratus, Dua Ratus, hingga Babur ke Pasar Waisai.
Selain itu, rekayasa lalu lintas juga akan dilakukan agar jalur kendaraan diarahkan melewati pasar sebelum menuju pusat kota.
Pemda Raja Ampat menargetkan , seluruh pedagang yang belum berpindah dapat menempati lokasi pasar sebelum 9 Mei 2025
“Sudah ada ratusan pedagang yang siap. Kami harap sisanya segera menyusul. Ini bukan sekadar relokasi, tapi gerakan bersama untuk membangkitkan ekonomi lokal,” pungkas Syamsudin.
(Petrus Rabu/MC.Kab.Raja Ampat)