Dinkes Provinsi Gorontalo Intensifkan Upaya Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

: Pertemuan Analisa Data serta Pengkajian Kasus Kematian Ibu dan Anak (Audit Maternal Perinatal Surveilans dan Respons - AMP-SR). (foto md)


Oleh MC PROV GORONTALO, Sabtu, 26 April 2025 | 05:50 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 174


Kota Gorontalo, InfoPublik – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo terus menunjukkan komitmen kuat dalam menekan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), serta permasalahan stunting (tengkes).

Untuk AKI Provinsi Gorontalo tahun 2024 mencapai target nasional yakni dari target nasional 183/100.000 Kelahiran Hidup (KH), Gorontalo mencapai 154,8/ 100.000 KH sedangkan AKB, juga mencapai target yakni 10,4/1.000 KH dari target Nasional 16/1.000 KH.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, Kamis (24/4/2025).

Anang menegaskan, meskipun AKI dan AKB Provinsi Gorontalo mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Sustainable Development Goals (SDGs), upaya berkelanjutan terus digencarkan untuk meminimalisir angka kematian.

Berdasarkan data cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil tahun 2024, Provinsi Gorontalo mencatatkan angka K1 (kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas kesehatan) sebesar 92,3%, K4 (kunjungan keempat) sebesar 77%, dan K6 (kunjungan keenam) sebesar 67,1%.

Meskipun demikian, disparitas cakupan antar kabupaten masih menjadi perhatian, terutama di Kabupaten Gorontalo Utara yang menunjukkan angka terendah untuk ketiga indikator tersebut.

Indikator itu krusial dalam memantau akses dan kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya.

 Anang mengungkapkan pentingnya pelayanan antenatal care (ANC) yang berkualitas sebagai salah satu kunci utama.

Pelayanan ANC yang komprehensif dan terpadu di berbagai fasilitas kesehatan, baik pemerintah, swasta, maupun praktik perorangan, mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk pelayanan KIA, gizi, pengendalian penyakit menular, imunisasi, serta penanganan HIV/AIDS, TB, malaria dan penyakit menular seksual lainnya.

Lebih lanjut, Anang menekankan bahwa kondisi kesehatan ibu hamil, seperti kekurangan gizi, anemia dan infeksi, dapat berdampak signifikan pada pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko stunting pada bayi.

“Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 mencatat angka stunting di Provinsi Gorontalo sebesar 26,9%, yang menunjukkan perlunya intervensi gizi sejak dini, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan anak,” ungkap Anang.

Data kematian ibu dan bayi di Provinsi Gorontalo menunjukkan tren penurunan yang menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah kematian ibu menurun dari 56 kasus pada tahun 2020 menjadi 28 kasus pada tahun 2024. Begitu pula dengan kematian bayi yang menurun dari 244 kasus pada tahun 2020 menjadi 193 kasus pada tahun 2024. Hipertensi dan penyakit paru menjadi penyebab terbanyak kematian ibu, sementara Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan asfiksia menjadi penyebab utama kematian bayi.

Untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi serta stunting, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo terus mengupayakan berbagai langkah strategis dan inovasi. Salah satunya adalah melalui kegiatan Analisa Data serta Pengkajian Kasus Kematian Ibu dan Anak (Audit Maternal Perinatal Surveilans dan Respons – AMP-SR).

Kegiatan AMP-SR ini dilaksanakan selama dua hari, mulai tanggal 24 hingga 25 April, di EL Madinah Kota Gorontalo. Pertemuan ini menghadirkan narasumber ahli dari berbagai bidang, termasuk Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta para Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat di tingkat Kabupaten/Kota. Sebanyak 51 peserta turut hadir dalam kegiatan ini.

“Melalui kegiatan analisa dan pengkajian kasus kematian ibu dan anak ini, kami berharap dapat menelusuri kembali akar permasalahan serta sebab akibat kesakitan dan kematian ibu dan bayi di Provinsi Gorontalo,” ujar Anang.

“Dengan pemahaman yang mendalam, kita dapat merumuskan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif untuk kejadian di masa depan, sehingga dapat mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta stunting di Provinsi Gorontalo,” imbuhnya.

Dalam pertemuan tersebut, beberapa masalah krusial mengemuka terkait penanganan kematian ibu dan bayi. Pertama, perlunya pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (AMP) segera untuk kasus kematian lintas batas kabupaten dan provinsi. Kedua, kurangnya pelaksanaan AMP di tingkat kabupaten/kota disebabkan oleh tidak adanya Tim AMP di wilayah tersebut. Selanjutnya, pencatatan kematian ibu dan bayi dalam aplikasi MPDN belum optimal, terutama di fasilitas kesehatan tingkat lanjut seperti rumah sakit.

Terakhir, analisis kematian ibu dan bayi yang dilakukan belum sepenuhnya mengacu pada kegiatan surveilans, mengakibatkan respon dan rekomendasi yang kurang tepat sasaran serta tidak ditindaklanjuti dalam perencanaan program.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo berkomitmen untuk terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait untuk mencapai target penurunan AKI, AKB, dan stunting demi mewujudkan masyarakat Gorontalo yang lebih sehat dan berkualitas. (mcgorontaloprov/md/ilb/nancy)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Sabtu, 17 Mei 2025 | 18:13 WIB
Bupati Lumajang Dorong IDI Jadi Mitra Strategis Sektor Kesehatan
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Sabtu, 17 Mei 2025 | 10:35 WIB
Gorontalo Perkuat Standar Layanan TBC RO Lewat Audit Klinis di Boalemo
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Jumat, 16 Mei 2025 | 20:19 WIB
Dinkes Gorontalo Waspadai Rendahnya Capaian Skrining PTM di Triwulan I 2025
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Sabtu, 17 Mei 2025 | 10:46 WIB
Gorontalo Catat 1.257 Kasus HIV/AIDS: Wagub Serukan Perang Melawan Stigma
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Jumat, 16 Mei 2025 | 20:33 WIB
Kisah Sukses Gorontalo Capai Target Global Penanganan HIV/AIDS