- Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT
- Rabu, 18 Juni 2025 | 16:40 WIB
: Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Launching Festival Golo Koe. (Foto : Ferdy Jemaun)
Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Jumat, 9 Mei 2025 | 20:48 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 272
Labuan Bajo, InfoPublik — Festival Golo Koe 2025 resmi diluncurkan di halaman Kantor Bupati Manggarai Barat, Jumat (9/5/2025) pagi. Acara yang menjadi agenda nasional Kementerian Pariwisata ini dijadwalkan berlangsung selama sepekan, dari 10 hingga 15 Agustus 2025 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Dalam konferensi pers usai peluncuran, Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus menyampaikan bahwa Festival Golo Koe bukan sekadar ajang pariwisata, tapi juga simbol kebersamaan lintas agama dan budaya di Manggarai Barat.
“Festival ini bukan milik satu kelompok, tapi milik kita semua. Semakin banyak yang terlibat, semakin baik kolaborasi yang terbangun. Inilah cerminan semangat inklusif dan sinodal,” tegas Uskup Mgr. Maksi.
Salah satu hal yang disorot adalah struktur kepanitiaan Festival Golo Koe 2025 yang melibatkan tokoh dari berbagai agama, termasuk Ketua MUI, Ketua NU, dan Ketua Muhammadiyah Manggarai Barat sebagai pelindung acara.
“Keterlibatan lintas agama ini adalah wajah nyata dari kebudayaan baru yang saling menghormati dan membangun bersama,” ujar Uskup Maksi.
Festival Golo Koe menjadi bagian dari upaya mendorong denyut ekonomi dan pariwisata di kawasan super prioritas Labuan Bajo. Lebih dari itu, festival ini diharapkan memperkuat tali persaudaraan sosial dan spiritual masyarakat.
“Kami mengajak seluruh umat dan masyarakat ikut ambil bagian, karena Festival Golo Koe adalah ruang kita bersama untuk menampilkan kekayaan budaya dan nilai-nilai kebersamaan,” lanjut Uskup.
Peluncuran Festival Golo Koe 2025 ditandai dengan pelepasan burung merpati sebagai lambang damai, dilanjutkan dengan fun walk dan pemukulan gong oleh Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng, didampingi Uskup Maksimus Regus.
Festival ini bukan hanya agenda seni budaya, tetapi juga wadah transformasi sosial, spiritual, dan ekonomi bagi masyarakat Manggarai Barat. (MC Manggarai Barat-Ferdy Jemaun)