- Oleh MC PROV RIAU
- Kamis, 12 Juni 2025 | 16:12 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Minggu, 18 Mei 2025 | 06:05 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 182
Pekanbaru, InfoPublik – Gubernur Riau, Abdul Wahid, menghadiri pelantikan pengurus Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Riau–Kepulauan Riau yang berlangsung di Balai Pauh Janggi, Kota Pekanbaru, Sabtu (17/5/2025).
Wahid mengungkapkan bahwa organisasi tersebut memiliki peran penting dalam membentuk mental dan karakter kepemimpinan dirinya saat mulai terjun ke dunia politik.
“Dulu saya tidak terlalu suka tampil. Saya lebih senang mendorong teman-teman untuk tampil, meskipun kadang mereka justru tidak bertahan. Tapi itu bagian dari proses pembelajaran,” ucapnya disambut tawa.
Ia menekankan bahwa pengalaman dalam organisasi seperti HMI melatih ketahanan menghadapi dinamika dan tekanan yang lebih berat di dunia nyata. “Karena terbiasa dengan dinamika HMI, kita jadi lebih kokoh dan tahan banting,” tambah Wahid.
Bagi Wahid, HMI bukan hanya mencetak politisi, tetapi juga harus mendorong lahirnya pemimpin di sektor-sektor strategis seperti ekonomi, pertanian, dan pendidikan. Ia menyayangkan masih sedikitnya kader HMI yang mengisi posisi penting di luar dunia politik.
“Padahal, sektor-sektor ini menyimpan potensi besar dan menyerap banyak tenaga kerja. HMI perlu masuk ke situ,” tegasnya.
Sebagai Gubernur, Wahid menegaskan komitmen Pemprov Riau untuk terus membuka ruang bagi organisasi mahasiswa seperti HMI. Menurutnya, kehadiran organisasi kritis sangat penting untuk menjaga keseimbangan dalam pemerintahan.
“Kalau pemerintah tidak dikritik, bisa menjadi thaghut dan Firaun—berkuasa sewenang-wenang. Tapi jika ada kritik yang disertai solusi, itulah kontrol sosial yang sehat,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembangunan yang berkelanjutan hanya dapat terwujud melalui kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, di mana HMI bisa berperan sebagai penghubung antara rakyat dan pengambil kebijakan.
Lebih lanjut, Wahid berharap agar HMI terus menjadi organisasi yang adaptif terhadap perubahan zaman. Ia menekankan pentingnya reformasi dalam sistem kaderisasi dan manajemen organisasi.
“Materi kaderisasi tidak harus baku dan kaku. Harus mampu menyesuaikan diri dengan era digitalisasi dan globalisasi agar HMI tetap relevan di hati mahasiswa,” pungkasnya.
(Mediacenter Riau/ns)