- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Jumat, 13 Juni 2025 | 14:57 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Minggu, 18 Mei 2025 | 21:46 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 1K
Lumajang, InfoPublik – Tradisi Undhuh-undhuh atau tasyakuran masa panen di Desa Tunjungrejo menghidupkan kearifan lokal dan semangat kebersamaan warga.
Sebanyak 26 Kelompok Rukun Warga (KRW) mengarak hasil bumi dalam anyaman bambu dan daun pisang menuju Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjungrejo. Iringan kidung dan doa berbahasa Jawa mengiringi langkah mereka, menciptakan suasana sakral sekaligus syahdu, menegaskan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Tokoh Agama, Sutrijo, mengingatkan bahwa bumi dan seluruh isinya adalah milik Tuhan. “Kita diberi amanah untuk menjaga dan merawatnya dengan rasa hormat,” kata Sutrijo di Desa Tunjungrejo, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang pada Minggu (18/5/2025).
Nilai-nilai ini menjadi inti dari perayaan Undhuh-undhuh menghargai hasil bumi dan mempererat persaudaraan.
Tak sekadar ritual keagamaan, Undhuh-undhuh juga menjadi ajang budaya yang memperkuat nilai gotong royong dan solidaritas. Usai ibadah, warga menggelar bazar hasil bumi, di mana hasil panen dijual kembali untuk memperkuat ekonomi komunitas dan menumbuhkan semangat berbagi.
Tradisi ini juga diramaikan oleh tokoh lintas agama dan pemerintahan yang menunjukkan wajah toleransi dan kerukunan yang telah lama menjadi kekuatan Desa Tunjungrejo.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Lumajang, Paiman, mengapresiasi semangat warga dalam menjaga warisan budaya. “Tradisi ini harus dijaga agar tidak hilang dari generasi mendatang. Undhuh-undhuh adalah identitas kita sekaligus potensi wisata berbasis budaya,” ujarnya.
Sari, warga Desa Tunjungrejo, menyebut Undhuh-undhuh sebagai ajang untuk bersyukur dan menghargai perbedaan. “Kami belajar bekerja sama tanpa melihat latar belakang,” tuturnya.
Ketua Panitia, Darmo Swasono, menyampaikan bahwa nilai-nilai syukur, kerja keras, dan toleransi menjadi kekuatan utama tradisi ini.
“Undhuh-undhuh bukan hanya milik satu komunitas, tapi milik seluruh masyarakat Lumajang. Ini adalah cermin dari kearifan lokal yang harus kita rawat bersama,” tandasnya.
Dengan semangat kebersamaan dan cinta terhadap tanah leluhur, Undhuh-undhuh terus tumbuh sebagai pengingat bahwa harmoni dengan alam dan sesama adalah fondasi kehidupan yang sejahtera.
(MC Kab. Lumajang/Yons/An-m)