- Oleh MC KAB BULELENG
- Jumat, 20 Juni 2025 | 13:31 WIB
: Ket: Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam menabuh tifa saat membuka kegiatan musrembang RKPD 2025 di Aula Bappeda Raja Ampat bebepa waktu lalu/Foto. Dok. MC.Raja Ampat
Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Senin, 19 Mei 2025 | 16:41 WIB - Redaktur: Wahyu Sudoyo - 210
Raja Ampat, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten Raja Ampat memulai transformasi menetapkan bekas pasar Mbilim Kayam di muara Kali Waisai sebagai lokasi pembangunan terminal penumpang dan dermaga rakyat pada 2025. Kebijakan ini diambil setelah seluruh pedagang direlokasi ke Pasar Snon Bukor, membuka ruang bagi alih fungsi kawasan yang lebih bermanfaat untuk masyarakat kampung.
“Saya berdiri di pinggir kali dan melihat masyarakat dari kampung masuk membawa bodi, tapi mereka kesulitan mencari tempat berlabuh. Hati saya teriris. Seolah-olah mereka bukan pemilik negeri ini,” ujar Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam, saat Konsultasi Publik di Aula Bappeda, Kamis (15/5/2025).
Menurutnya, selama ini masyarakat dari kampung-kampung harus menggunakan dermaga darurat untuk bongkar muat barang, karena belum tersedia terminal resmi untuk perahu rakyat. Sementara itu, dermaga pribadi justru tumbuh subur dan membuat kawasan muara Kali tampak semrawut.
“Pokoknya saya tidak mau tahu TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) dapat uang dari mana. Tahun 2025, di bekas pasar Mbilim Kayam harus sudah berdiri terminal pelabuhan rakyat,” tegasnya.
Pembangunan terminal ini menjadi bagian dari penataan kawasan kota dan wajah wisata Waisai. Terminal akan dilengkapi ruang tunggu yang manusiawi, ruang terbuka hijau, jalur pedestrian, dan jalur sepeda (promenade) yang terintegrasi dengan Pantai WTC.
Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi Bupati Orideko dalam membangun infrastruktur yang berpihak kepada rakyat kecil, khususnya masyarakat kampung yang menggantungkan mobilitas dan ekonomi mereka pada akses laut.
Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada para pedagang yang telah tertib berpindah ke Pasar Snon Bukor, sehingga proses penataan kota dapat berjalan lancar.
“Saya ucapkan terima kasih banyak kepada para pedagang yang telah rela pindah. Mereka adalah warga negara yang baik, warga yang mencintai kotanya,” tutupnya.
Peralihan fungsi bekas pasar Mbilim Kayam ini bukan sekadar penataan ulang ruang kota, tetapi merupakan langkah strategis dalam menata Waisai sebagai pintu gerbang pariwisata Raja Ampat. Sebagai kota yang pertama kali disinggahi wisatawan, Waisai diharapkan tampil lebih tertib, bersih, dan ramah bagi semua lapisan masyarakat.
Selain itu, pembangunan terminal rakyat di lokasi bekas pasar juga akan meminimalisir pencemaran laut. Selama ini, aktivitas pasar di muara Kali Waisai kerap menyumbang limbah yang terbawa arus langsung ke laut. Padahal, perairan di sekitar Raja Ampat dikenal sebagai rumah bagi ribuan spesies laut dan terumbu karang, serta menjadi primadona wisata bawah laut terbaik dunia.
Petrus Rabu/MC.Kab.Raja Ampat